> >

Misi Perdamaian Jokowi dan Dampak Perang Rusia Ukraina bagi Indonesia

Krisis rusia ukraina | 30 Juni 2022, 05:29 WIB
Suasana pembicaraan tatap muka antara Presiden Joko Widodo dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Istana Maryinsky, Kiev, Rabu (29/6/2022). (Sumber: Laily Rachev/Biro Pers Sekretariat Presiden)

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Perang Rusia Ukraina telah berlangsung sejak Februari 2022. Apa kepentingan Presiden RI Joko Widodo alias Jokowi menemui dua pemimpin negara itu dan sektor apa saja Indonesia di Indonesia yang bisa terdampak perang?

Seperti diketahui, Jokowi telah melawat ke Kiev dan bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Rabu (29/6/2022). Setelah itu RI 1 akan bertolak ke Rusia menemui Presiden Vladimir Putin pada Kamis (30/6).

"Di dua negara itu, saya mengusung misi: mengajak kedua pemimpin untuk membuka dialog dan menghentikan perang," terang Jokowi via Twitter.

Baca Juga: Jelang ke Ukraina & Rusia, PM Italia Sebut Jokowi Didemo Anggota G7

Mengapa Perang Rusia Ukraina Mengancam Ekonomi Indonesia?

"Secara global, perang di Ukraina adalah bencana bagi dunia yang akan menyebabkan berkurangnya pertumbuhan ekonomi global," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass pada BBC.

"Perang di Ukraina terjadi pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah naik," lanjutnya.

Seperti diketahui, saat ini banyak negara menggunakan Dolar Amerika Serikat (AS) sebagai acuan mata uang global. Perang telah menimbulkan ketidakpastian akan nilai mata uang Dolar AS.

"Ada peristiwa yang akan datang dan kita tidak tahu apa dampaknya terhadap perekonomian AS," kata Jerome Powell, ketua Bank Sentral AS (The Feed).

Ketika dolar melemah, hal itu berpengaruh pada keuangan pemodal asing yang menginvestasikan modalnya ke Indonesia. 

Salah satu dampak yang sudah terlihat adalah ketika perusahaan start up beramai-ramai melakukan PHK. Sedikit banyak, perang jelas mempengaruhi keputusan itu.

Baca Juga: Badai PHK Startup, ATSINDO: Wajar dan Normal untuk Perkuat Perusahaan

"Jika inflasi malah semakin tinggi atau lebih persisten, kami akan bersiap untuk menaikkan suku bunga lebih agresif dengan menaikkan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada satu atau beberapa pertemuan," lanjut Powell.

AS menaikkan suku bunga dari 0,75 persen menjadi 1,75 persen pada 15 Juni 2022. Kenaikan suku bunga itu merupakan yang tertinggi di Negeri Paman Sam dalam 30 tahun terakhir.

Kenaikan suku bunga dapat memicu permintaan Dolar AS yang lebih tinggi, sehingga nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS bisa melemah.

Ketika itu terjadi, harga barang-barang impor yang menggunakan nilai tukar Dolar AS otomatis akan kian mahal, seperti produk elektronik dan IT.

Apa Dampaknya pada Pertanian & Pangan di Indonesia?

Ketika Rupiah melemah, harga sejumlah bahan pangan yang diimpor Indonesia juga akan kian mahal. Akibatnya, harga pangan di Indoneisa berpotensi meningkat.

Perang Rusia Ukraina memperparah kondisi itu karena Indonesia memiliki ketergantungan impor produk pertanian pada dua negara itu.

Rusia misalnya, merupakan salah satu pemasok bahan pupuk untuk Indonesia. 

Setianto, Deputi Bidang Statistik Distribusi Jasa BPS mengingatkan komoditas ekspor dan impor Indonesia dari Ukraina dan Rusia akan terpengaruh perang dan berpotensi menyebabkan inflasi.

Disebutkan bahwa 15,75 persen pupuk Indonesia merupakan merupakan produk impor dari Rusia. Ketika negara yang dipimpin Putin melarang ekspor amonium nitrat (AN) yang merupakan bahan dasar pembuatan pupuk, otomatis harga pupuk akan naik.

"Kalau hambatan amonium nitrat dan pupuk di Rusia berlangsung lama, pastinya harga pupuk subsidi akan terbang cukup tinggi dan akan mempengaruhi juga biaya pertanian di dalam negeri," terang Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios).

Baca Juga: Keselamatan Jokowi di Kiev Dijamin, Begini Strategi Rusia Menurut Pengamat

Terlepas dari itu, Indonesia juga merupakan importir gandum Ukraina terbanyak kedua setelah Mesir. Pada 2021, statistik UN Comtrade menunjukkan Indonesia telah mengimpor 2,81 juta ton gandum dari negeri pimpinan Zelenskyy.

Selepas perang Rusia Ukraina, harga gandum global meningkat sebesar 5,35 persen, menjadi 9,84 dollarAS atau sekitar Rp141.373 per gantang, angka kenaikan tertinggi sejak 2008.

Sementara gandum merupakan bahan dasar mie instan dan roti, makanan yang banyak dikonsumsi warga Indonesia, lonjakan harga gandum dapat beriringan dengan naiknya harga mie instan, roti dan makanan berbahan gandum lainnya..

Berbagai alasan itu membuat kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia menjadi relevan karena perang kedua kubu bisa berdampak besar pada Indonesia.

Itulah kepentingan utama Jokowi, selain juga mengingat jabatannya sebagai Presiden G20 di mana kelompok tersebut akan mengadakan puncak pertemuan di Bali pada 15 hingga 16 November 2022 mendatang.

Baca Juga: Terekam CCTV, Detik-Detik Rudal Rusia Hantam Mal di Kremenchuk Ukraina

 

Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/BBC


TERBARU