> >

Pakar: Butuh KTT Tersendiri agar Turki Setuju Aksesi Swedia-Finlandia ke NATO

Kompas dunia | 20 Juni 2022, 21:25 WIB
Ilustrasi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memantau jet tempur Turki yang melintas dalam latihan tempur di tepi pantai Laut Aegea. Turki diperkirakan tidak akan menyetujui aksesi Swedia dan Finlandia ke dalam NATO saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Madrid pada 28-30 Juni mendatang. (Sumber: Turkish Presidency via AP)

ANKARA, KOMPAS.TV - Turki diperkirakan tidak akan menyetujui aksesi Swedia dan Finlandia ke dalam NATO saat Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Madrid pada 28-30 Juni mendatang. 

Hal tersebut disampaikan Huseyin Bagci, kepala Institut Kebijakan Luar Negeri, lembaga wadah pemikir yang berbasis di Ankara, Senin (20/6/2022).

Menurut Bgci, diperlukan KTT tersendiri untuk membahas aksesi Swedia-Finlandia ke dalam NATO dengan Turki.

“Turki diperkirakan tidak akan memberi lampu hijau (aksesi Swedia-Finlandia) di KTT Madrid,” kata Bagci dikutip TASS.

“Cepat atau lambat, Swedia dan Finlandia memang akan gabung NATO. Namun, amat tidak mungkin terjadi tahun ini dan kemungkinan mesti menuntut aliansi (NATO) untuk membuat KTT yang lain,” sambung peraih gelar doktor dari Universitas Bonn Jerman tersebut.

Baca Juga: Erdogan Masih Ingin Berkuasa di Turki, Akan Ikut Pemilihan Presiden 2023

Bagci menegaskan, pemerintahan Recep Tayyip Erdogan tidak menentang aksesi Swedia-Finlandia secara prinsipil.

Namun, Ankara disebutnya menuntut jaminan tertulis mengenai dugaan bahwa Stockholm dan Helsinki berhubungan dengan organisasi-organisasi yang dianggap Turki sebagai teroris.

Organisasi-organisasi itu adalah Partai Buruh Kurdistan (PKK), Pasukan Demokratik Suriah (SDF), dan FETO, kelompok pengikut gerakan Fethullah Gulen.

Lebih lanjut, Bagci membantah dugaan bahwa Ankara memainkan isu aksesi Swedia dan Finlandia untuk mendapatkan keuntungan tersendiri dari Barat, khususnya pasokan senjata dari Amerika Serikat (AS).

Swedia dan Finlandia sendiri secara resmi mengajukan keanggotaan NATO pada 18 Mei lalu. 

Kendati disambut baik oleh sebagian besar anggota, aksesi dua negara tersebut terganjal oleh Turki.

Keanggotaan Stockholm dan Helsinki perlu melalui proses ratifikasi terlebih dulu yang juga melibatkan Ankara.

Baca Juga: Diwawancarai Media Jerman, Sekjen NATO Sebut Perang Rusia-Ukraina Bisa Berlangsung Bertahun-Tahun

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Fadhilah

Sumber : TASS


TERBARU