Kompas TV internasional kompas dunia

Erdogan Masih Ingin Berkuasa di Turki, Akan Ikut Pemilihan Presiden 2023

Kompas.tv - 10 Juni 2022, 12:26 WIB
erdogan-masih-ingin-berkuasa-di-turki-akan-ikut-pemilihan-presiden-2023
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menegaskan bakal ikut dalam pemilihan Presiden Turki 2023. (Sumber: AP Photo/Burhan Ozbilic)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Desy Afrianti

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki, Recep Tayyi Erdogan tampaknya masih ingin berkuasa sebagai pemimpin negara itu.

Erdogan pun menegaskan ia akan ikut pemilihan Presiden Tuirki 2023, dan menepis jajak pendapat di negara yang dilanda krisis ekonomi tersebut.

Hal itu diungkapkan Erdogan, Kamis (9/6/2022), dan menjadi pernyataan resmi pertamanya terkait upayanya mempertahankan kekuasaan.

Erdogan sendiri telah menjadi Presiden Turki sejak 2014, setelah sebelumnya menjadi Perdana Menteri sejak 2003.

Baca Juga: Turki - Yunani Panas, Erdogan Peringatkan untuk Tidak Persenjatai Pulau-Pulau di Laut Aegea

“Biar saya katakan di sini, Tayyip Erdogan akan menjadi kandidat (presiden) dari Aliansi Rakyat,” tuturnya pada kampanye partai di Kota Izmir dilansir dari Al-Arabiya.

Aliansi Rakyat yang dimaksud Erdogan adalah aliansi antara partainya, Partai Konservatif AKP dan sayap kanan, Partai MHP.

Partai oposisi CHP, yang merupakan partai kedua terbesar di parlemen, belum menentukan siapa kandidat calon presiden mereka.

Erdogan pun mengeluarkan tantangan kepada pemimpin Partai CHP, Kemal Kilicdaroglu.

“Ungkapkan siapa kandidat Anda atau pencalonan Anda,” tutur Erdogan.

Erdogan sendiri menegaskan pemilihan Presiden Turki akan digelar pada 24 Juni 2023.

Baca Juga: Terungkap, Trump Ternyata Tak Ingin Penyerangan di Gedung Capitol Berakhir

Sebelumnya beredar rumor akan adanya pemilihan Presiden lebih awal, di tengah krisis ekonomi Turki yang dipicu melemahnya lira hingga inflasi 73,5 persen.

Inflasi itu berada di level tertinggi sejak 1998.

Para pengkritik menyalahkan kebijakan ekonomi Erdogan yang tak biasa, karena mendorong suku bunga yang lebih rendah untuk memerangi kenaikan harga karena kekacauan ekonomi.

Bertentangan dengan teori ekonomi konvensional, Erdogan yakin suku bunga tinggi memicu inflasi daripada mengendalikannya.  



Sumber : Al-Arabiya


BERITA LAINNYA



Close Ads x