> >

Asal Wabah Black Death di Abad 14 Disebut Sama dengan Sumber Covid-19, Benarkah?

Kompas dunia | 17 Juni 2022, 06:20 WIB
Ilustrasi Black Death atau wabah pes yang terjadi pada 1918 silam. (Sumber: Kompas.com)

BERLIN, KOMPAS.TV – Para ilmuwan di Eropa menyatakan mereka telah menemukan dengan tepat sumber Black Death, wabah bakteri yang telah memusnahkan separuh populasi benua itu di abad ke-14 silam. 

Melansir Associated Press, Kamis (16/6/2022), penemuan itu bertentangan dengan teori lain yang menyebut bahwa wabah penyakit itu kemungkinan pertama kali muncul di China.

Penyakit itu menyebabkan wabah berulang hingga awal abad ke-19, serta pula meninggalkan jejak di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Penelitian itu bermula dari saran sejarawan Phil Slavin dari Universitas Stirling di Skotlandia. Ia menyebut, kemunculan penyakit itu kemungkinan berkaitan dengan lonjakan kematian tak biasa di sebuah kota di Asia Tengah antara tahun 1338-1339. 

Baca Juga: Dari Black Death hingga AIDS, 5 Penyakit Bermula dari Pandemi jadi Endemi, Akankah juga Covid-19?

Para peneliti pun lalu memeriksa DNA dari sejumlah jasad yang ditemukan di sana.

Mereka menemukan sidik jari genetik bakteri Yersinia pestis pada individu yang telah dikubur. Batu nisan mereka merujuk pada wabah ‘sampar’ di Danau Issyk Kul, yang sekarang dikenal sebagai Kirgistan.

Para peneliti merinci bagaimana sidik jari genetik itu mengungkap bahwa varian yang menghancurkan komunitas perdagangan kuno di Issyk Kul itu menjadi ihwal mula wabah yang banyak muncul sekitar waktu itu. Rincian itu termaktub dalam artikel yang diterbitkan pada Rabu (15/6) di jurnal Nature.

“Kami menemukan bahwa varian-varian purba dari Kirgistan diposisikan tepat pada simpul peristiwa diversifikasi besar-besaran ini,” ujar Maria Sprou, peneliti sejarah penyakit di Universitas Tuebingen, Jerman yang menjadi peneliti utama laporan itu. 

Baca Juga: Gawat, Wabah Hidung Mimisan Mematikan Muncul di Irak, Tewaskan 18 Orang

“Dengan kata lain, kami menemukan varian sumber Wabah Black Death dan kami bahkan mengetahui waktu persisnya, 1338,” imbuhnya.

Penyakit Black Death, yang disebarkan oleh tikus dan kutunya, diketahui akhirnya mencapai hingga Pelabuhan Messina di Sisilia dari kapal-kapal saudagar yang tiba dari Laut Hitam pada 1347.

Sharon DeWitte, antropolog biologi Universitas South Carolina yang tak terlibat dalam penelitian itu, mengungkap kegembiraannya. Lantaran, kini ada bukti DNA untuk mendukung teori sebelumnya yang menyebut bahwa penyakit itu muncul di Asia Tengah.

“Penelitian ini penting karena tanggal penguburan yang sangat tepat memungkinkan penelitian langsung atas varian yang ada seperti pada saat awal kemunculan Black Death,” katanya.

Namun, secara teoretis, dimungkinkan bahwa bakteri itu bisa saja berasal dari tempat lain dan menyebar ke Asia Tengah tanpa mengalami perubahan berarti.

Baca Juga: Wabah Kolera Tewaskan 325 Orang di Nigeria pada Paruh Pertama 2021

Kendati begitu, tekan DeWitte, bukti yang ada justru menunjukkan bahwa teori itu tampaknya tak mungkin.


 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press/Nature


TERBARU