> >

Kisah Pasukan Unik Aneka Ideologi Bersatu di bawah Panji Hitam Anarki Lawan Invasi Rusia di Ukraina

Krisis rusia ukraina | 16 Juni 2022, 06:30 WIB
Kisah pasukan beraneka paham, aliran, dan haluan politik, anarkis, anti-fasis dan hooligan sepak bola, bersatu di bawah bendera hitam anarki membantu Ukraina dari serangan Rusia. (Sumber: Telegram/Black Head Quarters)

UKRAINA, KOMPAS.TV - “Di dunia di mana para penguasa menggunakan segala macam manipulasi, paksaan, dan kekerasan untuk mengobarkan perang berdarah demi kepentingan mereka sendiri, orang-orang yang terorganisir harus menghadapi mereka dengan kekerasan.” 

Ini adalah kata-kata penuh pijar membara dari Ilya, seorang Ukraina yang memproklamirkan diri sebagai penganut paham anarkis.

Dia adalah bagian dari gerombolan beraneka paham, aliran, dan haluan politik, "anarkis, anti-fasisme dan hooligan sepak bola", yang merasa perlu bersatu di bawah bendera hitam simbol anarkisme, untuk membantu Ukraina mempertahankan diri dari agresi Rusia.

Ilya berbicara di medan perang pada Jumat (10/6/2022), seperti dilansir Euronews.

Meskipun "masalah keamanan" mencegah mereka untuk berbagi terlalu banyak tentang identitas mereka, peleton "anti-otoriter" mereka berjumlah beberapa belas, dengan sukarelawan yang datang dari seluruh dunia.

“Bagi kami, invasi ini mencerminkan kebijakan imperialis rezim Putin,” kata Ilya kepada Euronews.

“Jelas bahwa propaganda Kremlin tentang 'memerangi Nazi di Ukraina' hanyalah tabir asap untuk menyamarkan keserakahan akan kekuasaan dan keinginan untuk membangun pemerintahan otoriter yang penuh kekerasan.”

Peleton unik anti-otoriter Ilya adalah bagian dari Pasukan Pertahanan Teritorial Ukraina TDF, sebuah pasukan cadangan militer sukarela yang dibentuk setelah serangan Rusia ke Krimea tahun 2014.

Anarkisme adalah filosofi dan gerakan politik yang skeptis terhadap otoritas dan menolak semua bentuk hierarki yang tidak disengaja dan memaksa. Anarkisme menyerukan penghapusan negara, yang dianggap tidak perlu, tidak diinginkan, dan berbahaya.

Sesuai dengan tradisi anarkis yang menolak entitas negara, Ilya mengatakan, peleton mereka tidak berjuang untuk pemerintah Ukraina, tetapi untuk masyarakat Ukraina "yang merupakan perlawanan utama terhadap agresi brutal ini,".

"Baik demi keadilan dan kelangsungan hidup mendasar masyarakat Ukraina, invasi ini harus dilawan dengan berani dan dikalahkan sepenuhnya," katanya. "Masyarakat di sini berada di bawah serangan mematikan, dan masyarakat harus mempertahankan diri."

Baca Juga: Kian Parah! Puluhan Menteri Pertahanan Bertemu di Markas NATO Bahas Suplai Senjata ke Ukraina

Kisah pasukan beraneka paham, aliran, dan haluan politik, anarkis, anti-fasis dan hooligan sepak bola, bersatu di bawah bendera hitam anarki membantu Ukraina (Sumber: Telegram/Black Head Quarters)

Bahkan jika Ukraina berperang dengan Rusia, peleton anti-kemapanan itu mengatakan mereka tidak menganggap Rusia sebagai musuh.

Dalam sebuah manifesto yang diterbitkan oleh Komite Perlawanan, yang membantu mengoordinasikan perlawanan anti-otoriter di Ukraina, warga Rusia dan Belarusia yang sepaham dipanggil untuk bergabung dalam perang.

"Sampai sarang tirani di Moskow dihapus, seluruh wilayah akan terus-menerus menghadapi pelecehan terhadap kebebasannya," bunyi manifesto itu. "Setiap tiran lokal, yang menekan rakyatnya yang memberontak, akan dibantu oleh tsar Moskow.

“Kami ingin membebaskan diri kami dan tetangga kami,” tambahnya. “Perjuangan Ukraina memberi harapan pembebasan bagi semua orang yang tertindas oleh Putinisme.”

Dalam beberapa tahun terakhir, Moskow membantu menekan protes di Belarus dan Kazakhstan terhadap para pemimpin negara itu, dengan alasan intervensi diperlukan untuk menjaga ketertiban.

Banyak perhatian diberikan pada kelompok sayap ujung kanan angkatan bersenjata Ukraina, khususnya Resimen Azov, serta neo-Nazi di militer Rusia.

Tetapi kelompok tentara ini, yang secara longgar bersekutu di bawah bendera anarkisme, unik dan khas Ukraina, serta berhaluan politik yang jauh berlawanan dengan halauan politik neo-Nazi yang marak di Ukraina.

Mereka adalah inkarnasi terbaru dari gerakan anarkis kecil yang  memperjuangkan cita-cita politik mereka dalam perang asing, mengikuti Brigade Internasional dalam Perang Saudara Spanyol (1936 - 39) dan mereka yang berperang dengan YPG Kurdi di Suriah.

Baca Juga: Paus Fransiskus Kecam ‘Kebuasan dan Kekejaman’ Rusia, Sanjung ‘Heroisme’ Ukraina

Kisah pasukan beraneka paham, aliran, dan halauan politik, anarkis, anti-fasis dan hooligan sepak bola, bersatu di bawah bendera hitam anarki membantu Ukraina dari serangan Rusia. (Sumber: Euronews)

Berupaya menyelamatkan garis depan sejauh ini, peleton kaum anarki berpartisipasi dalam pertahanan teritorial di wilayah tengah Ukraina, berpatroli untuk “mendeteksi dan membasmi penyusup musuh”.

Mereka juga membantu yang berada di medan perang secara logistik dan dengan intelijen, yang mereka katakan berhasil menyebabkan “penghancuran” target musuh.

Peleton kaum anarki ini juga membantu mengevakuasi warga sipil dari daerah pertempuran, yang sering mendapat tembakan mortir dalam prosesnya.

Di dalam unit mereka, para pejuang mencoba untuk menghidupkan politik mereka, dengan budaya diskusi dan kritik yang lebih demokratis.

Wakil komandan dipilih untuk setiap bagian, sementara pertemuan rutin memungkinkan para pejuang untuk menyampaikan umpan balik.

Ilya berharap keberadaan peleton mereka akan melawan tuduhan seputar kaum sayap kanan ultranasionalis di Ukraina.

“Mitos tentang politik Ukraina yang didominasi sayap kanan sebagian bergantung pada propaganda yang sangat besar, didanai dengan baik, dan aktif oleh Kremlin dan sebagian lagi pada kehadiran nyata sayap kanan di Ukraina,” kata Ilya.

"Tetapi pernyataan bahwa sayap kanan membentuk politik, masyarakat, atau tentara Ukraina sama sekali tidak benar," tambahnya.

Baca Juga: Agar Tetap Waras di Masa Perang, Warga Ukraina Belajar Tertawakan Pahit Getir Perang

Kisah pasukan beraneka paham, aliran, dan halauan politik, anarkis, anti-fasis dan hooligan sepak bola, bersatu di bawah bendera hitam anarki membantu Ukraina dari serangan Rusia. (Sumber: Euronews)

Moskow berulang kali mengatakan "operasi militer khusus" adalah untuk melucuti senjata dan "denazifikasi" tetangganya.

Ukraina dan sekutunya menyebut ini sebagai dalih tak berdasar untuk perang yang menewaskan ribuan orang, meratakan kota dan memaksa jutaan orang mengungsi.

Peleton kaum anarki ini dibentuk pada 24 Februari, hari pertama perang.

“Tentu saja tidak memulai hidup dari nol,” kata Ilya. “Mendengar desas-desus tentang perang yang akan datang, kaum anarkis di Kyiv mulai merencanakan apa yang harus dilakukan jika ketakutan kita menjadi kenyataan.” Mereka menghubungi "kawan" mereka di TDF, mulai berlatih bersama dan merencanakan bagaimana menemukan satu sama lain jika sesuatu dimulai.

Tak lama setelah itu, malapetaka serangan Rusia ke Ukraina terjadi.

“Sumber dan akar peleton (kaum anarki) adalah perjuangan anti-fasis,” kata Ilya. Sebelum perang, hampir semua pejuang adalah aktivis lingkungan, di serikat pekerja atau bagian dari Antifa, sebuah kelompok sayap kiri radikal.

Banyak juga yang bertempur di Suriah dengan YPG Kurdi.

"Kami membutuhkan lebih banyak demokrasi, lebih banyak keragaman, lebih banyak ide," tukas Ilya. Dihadapkan dengan tantangan perang, banyak orang di peleton kaum anarki mengejar tujuan yang jauh jangkauannya, meskipun mereka jauh dari bersatu pada apa yang seharusnya.

Baca Juga: Pelajar dan Ormas Di Kota Blitar Deklarasi Anti Anarkisme

Ilustrasi. Unit tank Ukraina beroperasi di Oblast (daerah setingkat provinsi) Donetsk, timur Ukraina, garis depan perang Rusia-Ukraina saat ini. Foto diambil pada 9 Juni 2022. (Sumber: Bernat Armangue/Associated Press)

Dalam manifesto mereka, peleton kaum anarki menguraikan beberapa perubahan yang ingin mereka lihat di Ukraina, termasuk pembatalan utang internasional negara itu dan amnesti kredit bagi mereka yang berada di dalam negeri.

Utang adalah “jerat di leher negara yang dipegang oleh lembaga keuangan internasional dan negara-negara kaya,” kata dokumen manifesto mereka.

Sejak pecahnya perang pada tahun 2014, lembaga keuangan internasional seperti Dana Moneter Internasional, Bank Dunia dan Komisi Eropa, meminjamkan Ukraina sekitar $40 miliar dollar AS.

Uang ini, kata mereka, diperlukan untuk menjaga ekonomi Ukraina tetap bertahan dan membiayai upaya perangnya.

Jika mereka ingin mencapai tujuan mereka baik di dalam maupun di luar medan perang, peleton kaum anarki mengatakan perlu lebih banyak dukungan dari seluruh dunia.

"Solidaritas memainkan peran yang sangat penting," kata Ilya.

"Semua orang berbicara tentang pentingnya memasok senjata dari atas kapal. Tapi saya juga akan menekankan pentingnya moral solidaritas dari orang-orang di seluruh dunia melawan ketidakadilan dan pendudukan."

Baca Juga: Media Rusia: Jokowi akan Bertemu Vladimir Putin di Moskow pada 30 Juni

Kisah pasukan beraneka paham, aliran, dan halauan politik, anarkis, anti-fasis dan hooligan sepak bola, bersatu di bawah bendera hitam anarki membantu Ukraina dari serangan Rusia. (Sumber: Wikipedia)

Anarkisme secara umum adalah filosofi dan gerakan politik yang skeptis terhadap otoritas dan menolak semua bentuk hierarki yang disengaja dan memaksa. Anarkisme menyerukan penghapusan negara, yang dianggap tidak perlu, tidak diinginkan, dan berbahaya.

Sebagai gerakan sayap kiri yang ditempatkan di paling kiri spektrum politik, anarkisme biasanya digambarkan bersama komunalisme dan Marxisme libertarian sebagai sayap libertarian (sosialisme libertarian) dari gerakan sosialis dan memiliki hubungan historis yang kuat dengan anti-kapitalisme dan sosialisme. .

Menurut The Anarchist Library, sulit untuk mengatakan apa yang diinginkan kaum anarkis, bukan hanya karena mereka sangat berbeda satu sama lain, tetapi karena mereka ragu untuk membuat proposal terperinci tentang masa depan yang tidak mampu atau tidak ingin mereka kendalikan.

Lagi pula, kaum anarkis menginginkan masyarakat tanpa pemerintah, dan masyarakat seperti itu jelas akan sangat bervariasi dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat.

Inti dari masyarakat yang diinginkan kaum anarkis adalah masyarakat menjadi apa yang diinginkan para anggotanya sendiri.

Namun demikian, adalah mungkin untuk mengatakan itu adalah apa yang paling ingin dilihat oleh kaum anarkis dalam masyarakat bebas, meskipun harus selalu diingat bahwa tidak ada garis resmi, dan juga tidak ada cara untuk mendamaikan ekstrem individualisme dan komunisme.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas.tv/Euronews/The Anarchist Library


TERBARU