> >

Inilah 4 Pesawat Penumpang yang Sengaja Dibuat Jatuh oleh Kru Kokpit seperti China Eastern Airlines

Kompas dunia | 18 Mei 2022, 18:55 WIB
Potongan sayap Boeing 737-800 China Eastern Airlines yang jatuh. Penerbangan MU5735 dengan 123 penumpang dan 9 awak berangkat dari kota Kunming, Yunnan, ke Guangzhou. Data penerbangan dari salah satu kotak hitam pesawat menunjukkan seseorang di dalam kokpit China Eastern Airlines tipe Boeing 737-800 itu sengaja menghunjamkan pesawat ke tanah. (Sumber: Jiang Huaipeng/Xinhua via AP)

Baca Juga: Penyelidik Transportasi AS Pergi ke China untuk Bantu Ungkap Kecelakaan China Eastern Airlines

Tim penyelamat mengumpulkan puing-puing pesawat China Eastern yang jatuh, Jumat (25/3/2022). Data penerbangan dari salah satu kotak hitam pesawat menunjukkan seseorang di dalam kokpit China Eastern Airlines tipe Boeing 737-800 itu sengaja menabrakkan pesawat ke tanah. (Sumber: Zhou Hua/Xinhua via AP)

EgyptAir Penerbangan 990 - 31 Okt 1999

Mirip dengan kasus Germanwings, kapten pilot penerbangan dari New York ke Kairo ini terkunci di luar kokpit setelah dia pergi ke kamar kecil.

Penyelidikan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menemukan, setelah kapten pilot keluar kokpit, kopilot terdengar terus mengulangi ucapan, "Saya mengandalkan Tuhan" dan menggerakkan tuas pelambatan kecepatan untuk memulai penurunan yang curam.

Semua 202 penumpang dan 15 awak tewas ketika pesawat jatuh ke laut. Kesimpulan NTSB adalah, kopilot bertanggung jawab atas kecelakaan itu, tetapi tidak dapat mengatakan secara pasti mengapa dia sengaja membuat pesawat itu jatuh.

Japan Air Lines Penerbangan 350 - 9 Februari 1982

Penerbangan ini gagal mendarat di landasan utama di Bandara Haneda Tokyo dan jatuh di perairan dangkal Teluk Tokyo sekitar 510 meter dari landas pacu. Dari 174 orang di dalamnya, 24 tewas.

Penyelidik menyalahkan kondisi mental kapten atas kecelakaan itu. Presiden maskapai pada saat itu mengatakan, pilot menderita "penyakit psikosomatik" hanya dua tahun sebelum kecelakaan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times/Wall Street Journal/MSNBC/VOX


TERBARU