> >

Rusia Klaim Sudah Bunuh 1.035 Tentara Bayaran Ukraina, Tuduh Kiev Bantai Mereka yang Hendak Menyerah

Krisis rusia ukraina | 17 April 2022, 19:40 WIB
Bombardir pertahanan terakhir pasukan Ukraina di pabrik baja Azovstal, tepi pantai Mariupol. Rusia mengeklaim sudah membunuh 1.035 tentara bayaran internasional, 912 melarikan diri, dan tersisa 400 tentara bayaran yang terkepung di Mariupol. (Sumber: RIA Novosti)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Angkatan bersenjata Rusia mengeklaim telah membunuh 1.035 tentara bayaran asing sementara 912 lainnya melarikan diri dari Ukraina.

Hal itu dikatakan juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov, seperti dilaporkan RIA Novosti, Minggu (17/4/2022).

"Dalam pertempuran, angkatan bersenjata Rusia membunuh 1.035 tentara bayaran asing," kata sang jenderal.

Sementara itu, hingga 400 tentara bayaran asing saat ini terkepung di Mariupol, kata Konashenkov.

"Secara total, menurut prajurit Ukraina yang menyerah, hingga 400 tentara bayaran asing sekarang dikepung di wilayah perusahaan Azovstal sebagai bagian dari kelompok Ukraina," katanya.

Konashenkov menyebutkan kebanyakan dari mereka adalah warga negara Eropa dan Kanada.

Sementara itu, Moskow mengeklaim Kiev memerintahkan militan di Mariupol untuk menembak mereka yang ingin meletakkan senjata, kata Konashenkov.

Baca Juga: Pria Ukraina Berdandan Seperti Perempuan untuk Kabur dari Negaranya, Ditangkap Petugas Perbatasan

Tentara bayaran asal Inggris di Ukraina. Rusia mengeklaim sudah membunuh 1.035 tentara bayaran internasional, 912 melarikan diri, dan tersisa 400 tentara bayaran yang terkepung di Mariupol. (Sumber: RIA Novosti / Kal Pfaffenbach)

“Rezim nasionalis Kiev, menurut intersepsi radio, melarang negosiasi penyerahan diri, memerintahkan Nazi Azov di tempat untuk menembak siapa pun yang ingin meletakkan senjata, baik di antara personel militer Ukraina dan tentara bayaran asing," kata Konashenkov.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia itu mencatat di bawah hukum humaniter internasional, tentara bayaran tidak memiliki status "kombatan resmi", seraya menekankan, "yang terbentang di hadapan mereka, paling bagus adalah peradilan pidana dan hukuman penjara yang lama."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/RIA Novosti


TERBARU