> >

TotalEnergies Keluar Myanmar Karena Memburuknya Kondisi Politik dan Pelanggaran HAM

Kompas dunia | 24 Januari 2022, 10:16 WIB
Logo perusahaan minyak dan gas Prancis TotalEnergies terlihat di sebuah pompa bensin di Ressons, Prancis, 6 Agustus 2021. TotalEnergies memutuskan hengkang dari Myanmar karena kondisi politik dan pelanggaran HAM yang semakin memburuk sejak kudeta militer. (Sumber: Antara )

TotalEnergies telah menjadi operator ladang gas Yadana blok M5 dan M6 di Myanmar sejak 1992 dengan mitra Unocal-Chevron, PTTEP, dan grup minyak dan gas milik negara Myanmar MOGE. PTTEP adalah anak perusahaan dari perusahaan energi nasional Thailand PTT.

Juru bicara perusahaan mengatakan, kemungkinan besar aset mereka di Myanmar akan diserahkan kepada PTT.

Baca Juga: Junta Militer Myanmar Bantai dan Bakar Jasad 30 Orang, Beberapa di Antaranya Anak-Anak

Ladang Yadana menghasilkan sekitar 6 miliar meter kubik gas per tahun. Sekitar 30 persen yang dihasilkan dipasok ke MOGE untuk keperluan domestik.

Sedangkan, 70 persen sisanya diekspor ke Thailand untuk dijual ke PTT.

"Gas ini membantu menyediakan sekitar setengah dari listrik di ibu kota Burma Yangoon dan memasok bagian barat Thailand," ungkap juru bicara TotalEnergies.

Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto

Sumber : Antara


TERBARU