> >

Terancam Perang, Presiden Ukraina Ingin Bicara Langsung dengan Putin

Kompas dunia | 11 Desember 2021, 19:13 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy saat berbicara melalui sambungan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden di kantornya di Kiev, Ukraina, Kamis (9/12/2021). Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Jumat (10/12/2021) menyatakan, kesempatan untuk bicara dengan Rusia kini lebih terbuka berkat Amerika Serikat (AS). (Sumber: Ukrainian Presidential Press Office via AP)

Baca Juga: Turki Enggan Lawan Rusia Seandainya Moskow Menyerang Ukraina

Ketegangan antara Moskow dengan Kiev bersama sekutu Baratnya terus memburuk selama beberapa pekan terakhir, menyusul kekhawatiran adanya kemungkinan invasi dari Rusia.

Para pejabat Rusia sendiri berulang kali membantah rencana menyerang Ukraina. Sebaliknya, Moskow menuding Kiev telah merancang desin agresif.

Putin telah mendesak Barat untuk memberikan jaminan yang mencegah NATO melebarkan sayap keanggotaan di Ukraina atau mengerahkan pasukan dan persenjataan di sana. 

“Berkat AS, satu platform tambahan untuk (mewujudkan) pembicaraan dengan Rusia mungkin muncul,” ujar Zelenskyy seraya menyebut, selama ini, Format Normandy menjadi satu-satunya platform pembicaraan perdamaian Ukraina di tahun 2014. 

Melansir laman resmi kepresiden Ukraina, Format Normandy adalah platform pembicaraan yang melibatkan perwakilan 4 negara, yakni Ukraina, Rusia, Jerman dan Prancis.

Format Normandy bertujuan untuk membantu mengakhiri konflik antara tentara Kiev dan pemberontak separatis pro-Rusia di timur Ukraina.

Baca Juga: Ukraina Siap Perang Lawan Rusia, tapi Kekurangan Tentara dan Senjata

Pada 2015, Jerman dan Prancis menengahi kesepakatan damai yang membantu mengakhiri permusuhan skala besar di timur Ukraina. Di sana, sejak 2014, tentara Ukraina angkat senjata melawan pemberontak separatis yang didukung Rusia. 

Namun, upaya meraih kesepakatan politik atas konflik yang telah menewaskan lebih dari 14.000 orang itu, gagal. Dan, pertempuran sporadis terus terjadi di sepanjang wilayah konflik di timur Ukraina.

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU