Penulis : Vyara Lestari | Editor : Fadhilah
KIEV, KOMPAS.TV – Situasi di perbatasan Ukraina – Rusia kian tegang dengan adanya penumpukan ratusan ribu personel tentara Rusia di sana.
Beberapa waktu lalu, intelijen Amerika Serikat (AS) bahkan memperingatkan, ada kemungkinan Rusia akan melakukan agresi militer pada awal tahun depan.
Di tengah kekhawatiran bahwa penumpukan pasukan Rusia di dekat perbatasan Ukraina dapat memicu kemungkinan serangan, kali ini Moskow diprediksi akan menghadapi perlawanan yang lebih kuat.
Namun, Ukraina bakal kekurangan sumber daya melawan kekuatan Rusia yang superior, baik di darat, laut, maupun udara.
Melansir Associated Press, Jumat (10/12/2021), veteran perang dan analis militer Ukraina menyatakan, Ukraina tak akan menyerahkan teritori mereka tanpa perlawanan kali ini.
“Jika agresi Rusia benar terjadi, saya tak punya pilihan. Setiap rakyat Ukraina siap mati dengan senjata di tangan,” tutur veteran perang Kolonel Viacheslav Vlasenko.
“Ukraina tak akan pernah menjadi bagian Rusia. Jika kami harus membuktikan pada Kremlin bahwa Ukraina punya hak atas kebebasan dan kemerdekaan, kami siap untuk itu,” tandas veteran berusia 53 tahun ini.
Baca Juga: Inggris Waspadai Invasi Rusia ke Ukraina, Skenario Terburuk Sejak Perang Dunia II
Pendapat senada juga diungkapkan Mykola Sunhurovskyi, seorang analis militer untuk lembaga independen Razumkov Center di Kiev.
Dia menyatakan, militer Ukraina telah membuat banyak kemajuan dalam beberapa tahun terakhir, berkat bantuan persenjataan dan pelatihan dari Barat.
Sumber : Associated Press