> >

Ikuti Langkah AS dan Australia, Inggris Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing

Kompas dunia | 8 Desember 2021, 21:20 WIB
Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson saat menghadiri sidang bersama House of Commons di London, Rabu (8/12/2021). Johnson mengumumkan Inggris akan memboikot diplomatik Olimpiade Beijing 2022. (Sumber: House of Commons/PA via Associated Press)

LONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson mengumumkan akan memberlakukan boikot diplomatik terhadap Olimpiade Beijing pada Februari 2022 mendatang, Rabu (8/12/2021).

Boikot diplomatik sendiri berarti tidak akan ada perwakilan pemerintah yang hadir ke Olimpiade, tetapi atlet-atlet dari negara itu akan tetap bertanding.

Inggris pun mengikuti langkah Amerika Serikat (AS), Australia, dan Lithuania yang mengumumkan boikot diplomatik lebih dulu. 

Boikot diplomatik terhadap Beijing 2022 awalnya diumumkan Lithuania pada 3 Desember. Kemudian, AS dan Australia menyambutnya.

Olimpiade Beijing diboikot diplomatik karena kasus pelanggaran hak asasi manusia yang dituduhkan kepada pemerintah China. AS menuduh China melakukan genosida terhadap Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang.

Baca Juga: Sah! AS Resmi Umumkan Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing

Hubungan China dengan negara-negara Barat juga menegang usai kasus hilangnya petenis kenamaan Peng Shuai. Petenis itu “hilang” setelah menuduh seorang petinggi Partai Komunis China melakukan kekerasan seksual.

China sendiri mengecam boikot diplomatik oleh AS. Kementerian Luar Negeri China menyebut AS melanggar “netralitas politik dalam olahraga” serta memboikot berdasarkan “kebohongan dan rumor.”

Setelah Australia mengumumkan boikot pada Selasa (7/12), Beijing juga merespons secara keras. China mengaku “tidak peduli” perwakilan pemerintahan Scott Morrison akan hadir atau tidak.

“Politisi Australia bergerak dan berseru demi kepentingan politik mereka sendiri, tidak akan ada pengaruhnya terhadap kesuksesan Beijing menyelenggarakan Olimpiade,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU