> >

Pencabulan Petenis China oleh Terduga Petinggi Partai Komunis, WTA Tangguhkan Turnamen di Tiongkok

Kompas dunia | 2 Desember 2021, 09:53 WIB
Petenis China, Peng Shuai yang diduga dicabuli oleh petinggi Partai Komunis China akhirnya muncul dan berbicara dengan Presiden IOC Thomas Bach lewat sambungan telepon. (Sumber: IOC/GREG MARTIN)

FLORIDA, KOMPAS.TV - Asosiasi Tenis Perempuan (WTA) memutuskan menangguhkan semua turnamen di China sebagai buntut atas keselamatan petenis negara itu, Peng Shuai.

Peng Shuai menimbulkan kegemparan bulan lalu setelah mengungkapkan dirinya mengalami pelecehan seksual oleh petinggi Partai Komunis China.

Sosok yang dimaksud adalah mantan Wakil Ketua Partai Komunis China, Zhang Gaoli.

Ia mengungkapkan pelecehan seksual tersebut di media sosial Weibo, namun langsung dihapus oleh otoritas China.

Baca Juga: Cegah Masuknya Varian Omicron, Karantina Orang dari Luar Negeri Diperpanjang 10 Hari

Pencarian Peng Shuai di internet pun mendapat sensor oleh Pemerintah China.

Peng Shuai bahkan sempat dikabarkan menghilang selama beberapa pekan, meski akhirnya kembali muncul.

Meski begitu, Ketua sekaligus CEO WTA, Steve Simon mengkhawatirkan keselamatan Peng Shuai, dan merasa Pemerintah China tak serius menangani kasus ini.

“Sayangnya, kepemimpinan di China tak memperlakukan ini sebagai masalah serius dengan cara yang kredibel,” katanya dikutip dari Sky News.

“Meski kami tahu di mana Peng berada, saya sangat ragu ia dalam kondisi bebas, aman, dan tak menjadi korban dari sensor, intimidasi dan paksaan,” tambahnya.

Baca Juga: Panggilan Video Peng Shuai dengan IOC Justru Timbulkan Sederet Pertanyaan Baru

Simon pun memnta agar diadakan investigasi yang transparan dan menyeluruh tanpa adanya sensor terkait tuduhan Peng Shuai.

Ia pun mengambil langkah tegas dengan menangguhkan sejumlah turnamen yang rencananya diadakan di China tahun depan, termasuk turnamen akhir musim, WTA Finals.

“Dengan hati nurani, saya tak bisa melihat bagaimana saya dapat meminta atlet kami untuk bersaing di sana, ketika Peng Shuai tak diizinkan untuk berkomunikasi secara bebas, dan tampaknya telah ditekan untuk menentang tuduhannya mengenai kekerasan seksual,” ujarnya.

“Mengingat keadaan saat ini, saya juga prihatin dengan risiko yang dapat dihadapi semua pemain dan staf kami jika mengadakan acara di China pada 2022,” kata Simon.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Sky News


TERBARU