> >

Sekelompok Senator Amerika Serikat Hadang Penjualan Senjata ke Arab Saudi

Kompas dunia | 19 November 2021, 13:56 WIB
AIM-120C-7/C-8 yang diincar Arab Saudi dari Amerika Serikat. Resolusi bersama untuk memblokir usulan penjualan senjata AS senilai US$650 juta ke Arab Saudi diperkenalkan oleh senator Partai Republik Rand Paul dan Mike Lee, serta Bernie Sanders yang berkaukus dengan Demokrat. (Sumber: Defence Talk)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Sekelompok senator Amerika Serikat menentang penjualan senjata pertama pemerintahan Joe Biden ke Kerajaan Arab Saudi, dengan alasan keterlibatan Riyadh dalam konflik di Yaman, seperti diumumkan tiga senator hari Kamis (18/11/2021) waktu Washington yang dilansir Straits Times. 

Resolusi bersama untuk memblokir usulan penjualan senjata AS senilai US$650 juta ke Kerajaan Arab Saudi diperkenalkan oleh senator Partai Republik Rand Paul dan Mike Lee, serta Bernie Sanders yang berkaukus dengan Demokrat.

Sementara banyak anggota parlemen Amerika Serikat menganggap Arab Saudi sebagai mitra penting di Timur Tengah, mereka mengkritik kerajaan itu karena keterlibatannya dalam perang di Yaman, konflik yang dianggap sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk di dunia.

Mereka menolak untuk menyetujui berbagai penjualan militer untuk Arab Saudi tanpa jaminan bahwa persenjataan Amerika Serikat tidak akan digunakan untuk membunuh warga sipil.

Aktivis mengatakan Arab Saudi melobi secara besar-besaran untuk tidak memperpanjang mandat penyelidik PBB yang mendokumentasikan kemungkinan kejahatan perang di Yaman oleh koalisi pimpinan Riyadh terhadap kelompok Houthi.

Paket senjata yang telah disetujui penjualannya oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mencakup 280 peluru kendali udara ke udara AIM-120C-7/C-8 Advanced Medium Range Air-to-Air Missiles (AMRAAM), 596 LAU-128 Missile Rail Launchers (MRL) yang dipasang di sayap pesawat untuk mencantolkan rudal, bersama dengan kontainer dan peralatan pendukung, suku cadang, rekayasa dan dukungan teknis pemerintah serta kontraktor Amerika Serikat.

Baca Juga: Lama Tidak Turun Hujan, Kerajaan Arab Saudi Gelar Salat Minta Hujan dan Minta Warga Tobat

Skuadron jet tempur F-15 yang biasa membawa rudal udara ke udara AIM-120C-7/C-8 yang diincar Arab Saudi dari Amerika Serikat. (Sumber: Angkatan Udara AS via Associated Press)

Dalam sebuah pernyataan, Paul mengatakan, "penjualan ini dapat mempercepat perlombaan senjata di Timur Tengah dan membahayakan keamanan teknologi militer kita."

"Ketika pemerintah Saudi terus mengobarkan perang yang menghancurkan di Yaman dan menindas rakyatnya sendiri, kita seharusnya tidak memberi mereka lebih banyak penjualan senjata," kata Sanders dalam pernyataan bersama.

Raytheon Technologies adalah pembuat peluru kendali yang akan dibeli Arab Saudi.

Pemerintahan Biden mengatakan pihaknya mengadopsi kebijakan hanya menjual senjata pertahanan kepada sekutu Teluk itu.

Ketika Departemen Luar Negeri menyetujui penjualan itu, seorang juru bicara mengatakan penjualan itu "sepenuhnya konsisten dengan janji pemerintah untuk memimpin dengan diplomasi guna mengakhiri konflik di Yaman."

Rudal udara-ke-udara memastikan "Arab Saudi memiliki sarana untuk mempertahankan diri dari serangan udara Houthi yang didukung Iran," katanya.

Persetujuan Departemen Luar Negeri atas penjualan tidak selalu merupakan indikasi kontrak yang ditandatangani akan terwujud.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU