> >

Kepala BMKG Berbagi Cerita Dinamika Cuaca Ekstrem Indonesia di COP26 Glasgow

Kompas dunia | 11 November 2021, 11:04 WIB
Ilustrasi. Sejumlah provinsi di Indonesia memiliki kabupaten/kota dengan potensi bencana banjir kategori sedang hingga tinggi pada bulan November 2021. (Sumber: BNPB)

GLASGOW, KOMPAS.TV - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati berbagi cerita soal dinamika cuaca ekstrem Indonesia dalam dalam forum 26th UN Climate Change Conference of Parties (COP26 UNFCCC) di Glasgow, Skotlandia.

Konferensi iklim COP26 tersebut berlangsung dari 31 Oktober hingga 12 November 2021.

Dalam presentasi pada 2 November, Dwikorita mengatakan, dinamika di Indonesia sangat dikontrol oleh wilayah di belahan dunia lain.

Sehingga, lanjut Dwikorita, Indonesia melalui BMKG harus sigap dalam melakukan upaya mitigasi terhadap dampak perubahan iklim pada hidrometeorologi ekstrem. 

Dwikorita menyebut upaya tersebut penting mengingat wilayah Indonesia berhadapan dengan kompleksitas meteorologi, iklim, dan cuaca.

Dalam kasus cuaca dan hujan ekstrem, Dwikorita mencontohkan yang pernah terjadi pada Januari 2020. Pada peristiwa tersebut, intensitas hujan di Jakarta mencapai 377 milimeter hanya beberapa jam.

"Ini diakibatkan cold surge sebagai hasil adanya celah tekanan antara dataran tinggi Tibet, dengan Hongkong yang mengarah langsung ke wilayah barat daya Indonesia," terang Dwikorita dalam keterang tertulisnya, dikutip pada Kamis (11/11/2021). 

Baca Juga: Cuaca Buruk dan Hama Jamur Merusak Hasil Panen Cabai, Petani Merugi Hingga 50 Persen!

Tak hanya intensitas hujan, Dwikorita juga menyebut terjadinya peningkatan karbondioksida (CO2).

Dia mengatakan bahwa rata-rata peningkatan CO2 di Indonesia yaitu 2 ppm per tahun.

Penulis : Hedi Basri Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV


TERBARU