> >

Kelompok Hacker Iran Retas Sistem Kementerian Pertahanan Israel, Beberkan Dokumen Sensitif

Kompas dunia | 28 Oktober 2021, 21:55 WIB
Kelompok peretas yang menamakan diri sebagai Moses Staff meretas dan membeberkan sejumlah dokumen dan foto-foto terkait Kementerian Pertahanan Israel. (Sumber: SputnikNews.com)

Dokumen Excel itu tampaknya berisi nama, nomor identitas, surel, alamat, nomor telepon, bahkan posisi sosio-ekonomi pasukan, mahasiswa pra-militer, dan sejumlah informasi lain yang terkait dengan Kementerian Pertahanan.

Sejumlah foto Gantz bersama para tentara IDF termasuk di antara dokumen yang bocor, dan dipampang pada situs web kelompok peretas itu. Pun, selembar surat bertanda tahun 2010 dari Gantz untuk wakil kepala staf gabungan dan kepala intelijen Angkatan Bersenjata Yordania.

“Para tentara yang darahnya tertumpah karena kebijakan yang salah dan perang sia-sia, para ibu yang meratapi anak-anak mereka, dan seluruh kekejaman dan ketidakadilan pada rakyat negara ini; kami tidak akan lupa! Kami tidak akan memaafkan! Kami akan terus berjuang! Untuk mengungkap kejahatan Anda yang tersembunyi. Akhir Anda sudah dekat,” ancam peretas.

Namun, peretas tidak menyebutkan secara spesifik tentara mana yang dimaksud dalam deskripsi ancaman mereka.

Baca Juga: Situs Badan Siber dan Sandi Negara Diretas, Puan: Jangan Kalah Sama Hacker

Sebelumnya, pada awal bulan ini, sebuah serangan siber menghantam Pusat Medis Hillel Yaffe di Hadera, dan memengaruhi sistem komputer. Serangan ini merupakan serangan siber terbaru terhadap negeri Yahudi dalam beberapa tahun terakhir.

Pada pertengahan Oktober, Microsoft mengungkap bahwa para peretas yang diduga terkait dengan Iran, telah mencoba menembus 250 aplikasi Microsoft Office pada 365 akun milik sejumlah perusahaan keamanan Amerika Serikat (AS) dan Israel. Kelompok peretas itu dilaporkan melancarkan serangan menggunakan metode yang dikenal dengan ‘penyemprotan kata sandi’.

Menurut Microsoft, bisnis pertahanan yang melayani AS, Uni Eropa dan mitra pemerintah Israel dalam produksi radar tingkat militer, teknologi drone, sistem satelit, dan sistem komunikasi respons darurat, menjadi fokus serangan siber itu.

Baca Juga: BIN Bantah Sistemnya Diretas oleh Hacker China

 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Sputnik News


TERBARU