> >

Sandby Borg: Misteri Pembantaian Sadis di Swedia Kuno yang Bingungkan Arkeolog

Kompas dunia | 13 Oktober 2021, 17:34 WIB
Foto situs bekas permukiman Sandby Borg tampak dari udara pada 2015, terlihat dua lapis bekas benteng yang mengelilingi permukiman. (Sumber: Wikimedia)

Analisis forensik menunjukkan bahwa korban diserang bertubi-tubi menggunakan benda tajam dan benda tumpul.

Sejauh ini, para arkeolog baru berhasil sepenuhnya menggali tiga dari 53 tempat tinggal. Bukti-bukti yang ditemukan sejauh ini menunjukkan kekerasan yang buas.

Baca Juga: Cerita 68 Makam Tanpa Nama, Ladang Pembantaian di Desa Takokak

Dalam sebuah tempat tinggal, peneliti menemukan sembilan jasad, termasuk dua anak kecil. Sisa-sisa jasad seorang kakek menunjukkan bahwa dia dianiaya kemudian dibakar.

Jasad seorang pria lain menunjukkan bahwa ia diserang di jalanan. Kemudian, ia masuk ke rumah untuk mencari perlindungan. Namun, pria itu dikejar para penyerang dan mati oleh satu serangan telak di kepala.

Jasad para korban kemudian tidak dikuburkan. Meskipun Sandby Borg permukiman kaya yang umumnya menarik perhatian pemburu harta, tidak ada tanda bahwa pernah ada yang memasuki tempat itu setelah pembantaian.

Para peneliti menyimpulkan bahwa korban sama sekali tidak dikubur sepantasnya; sekadar dibiarkan dalam posisi seperti itu selama lebih dari 1.500 tahun.

Tidak ada perempuan yang ditemukan.

Peneliti tidak menemukan satu pun jasad perempuan sejauh ini. Padahal, melalui benda-benda berharga yang ditemukan, terdapat tanda bahwa perempuan juga meninggali tempat itu.

Para perempuan bisa jadi dibawa oleh para penyerang. Atau bisa juga berhasil kabur dari Sandby Borg.

Mengingat penggalian belum selesai sepenuhnya, terdapat kemungkinan jasad perempuan akan ditemukan di tempat itu.

Perebutan kekuasaan setelah kejatuhan Romawi?

Arkeolog menduga bahwa pembantaian ini dilandasi motif perebutan kekuasaan dan kontrol regional. Atau, bisa juga balas dendam.

Pasalnya, saat Kekaisaran Romawi Barat berkuasa, penduduk Sandby Borg diduga makmur akibat bekerja sama dengan mereka.

Penduduk Pulau Oland sendiri dikenal sering berdagang dengan Romawi. Pejuang pulau ini juga dipekerjakan sebagai tentara bayaran.

Kekaisaran Romawi Barat jatuh pada tahun 476. Kejatuhan Romawi pun kerap diwarnai perselisihan di bekal wilayah kekuasaan atau wilayah yang dipengaruhinya.

Pembantaian Sandby Borg bisa jadi dimungkinkan oleh era tidak menentu setelah kejatuhan Romawi.

Terlepas dari segudang pertanyaan yang masih mengusik, kehidupan di Sandy Borg musnah setelah pembantaian ini. Tempat itu kemudian menumbuhkan reputasi sebagai tempat terkutuk yang dijauhi semua orang.

Baca Juga: Jasad 123 Napi Korban Pembantaian ISIS di Irak Telah Digali dari Kuburan Massal


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : National Geographic


TERBARU