Kompas TV regional peristiwa

Cerita 68 Makam Tanpa Nama, Ladang Pembantaian di Desa Takokak

Kompas.tv - 6 Oktober 2021, 13:51 WIB
cerita-68-makam-tanpa-nama-ladang-pembantaian-di-desa-takokak
68 makam pahlawan tak dikenal di  Bukit Gunung Tugu Puncak Bungah,  Desa Takokak,  Cianjur Selatan, Jawa Barat. (Sumber:tniad.mil.id)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Komplek pemakaman itu hanya diisi oleh 68 makam yang semuanya tidak bernama. Terletak di sebuah kawasan yang ditumbuhi banyak pepohonan, di  Bukit Gunung Tugu Puncak Bungah,  Desa Takokak,  Cianjur Selatan, Jawa Barat.

Enam puluh delapan makam merupakan warga pribumi yang gugur di tangan penjajah, mereka bagian kisah kepahlawanan warga Jawa Barat,  sejarah kelam yang tidak banyak diketahui.

Dikutip dari situs tniad.mil.id, dalam keterangan tertulis Penerangan Korem 061/SK, Selasa (5/10/2021), sedikit mengutip sejarah keberadaan 68 makam Pahlawan Tanpa Nama di Puncak Bungah Kecamatan Takokak diungkapkan oleh Brigjen TNI Achmad Fauzi S.I.P.,M.M. selaku Komandan Korem 061/SK usai meninjau Makam Pahlawan Tanpa Nama di Puncak Bungah.

Satu hari setelah melaksanakan kunjungan kerja ke Wilayah Takokak dan sempat datang melihat keberadaan 68 makam tersebut, Jenderal Bintang Satu ini mencoba mengingat sejarah kelam yang disampaikan oleh saksi peristiwa kejadian tahun 1946-1949 usai kekalahan Jepang pada Sekutu.

“Itu merupakan sejarah yang hampir tidak diketahui oleh orang, padahal itu salah satu sejarah kemerdekaan bangsa ini. Saya sebagai salah satu generasi penerus sangat ironis mendengar kisah kelam itu. Bagaimana perjuangan rakyat Indonesia khususnya di wilayah Takokak itu sangatlah besar dalam menjaga tanah air di wilayah Cianjur Selatan dari para tentara penjajah, ” ujar Danrem.

Baca Juga: HUT Ke-76 TNI di Kodam IV Diponegoro

Danrem mengulas sejarah bahwa Tentara NICA (Nederlandsch Indische Civiele Administratie) yang dibonceng oleh pasukan Sekutu datang kembali ke Nusantara usai Jepang menyerah tanpa syarat pada 15 Agustus 1945

Mereka berusaha menguasai kembali Nusantara termasuk Cianjur Selatan. Dan aksi keji NICA terhadap rakyat Indonesia dimulai setelah pada tanggal 17 Januari 1948 setelah Perjanjian Renville disepakati.

“Kekejian para tentara Belanda pun terjadi pada rakyat sipil, dan keenam puluh delapan warga sipil yang menjadi korban kebiadaban tentara NICA tersebut adalah warga luar Takokak, mereka dibawa dengan truk-truk militer dari Penjara Van Delden Gunung Puyuh Sukabumi. Dan di Takokak itulah nyawa mereka dihabisi, ” jelasnya.

Kawasan perbukitan Takokak Cianjur Selatan kini menjadi sejarah yang patut dikenang oleh generasi penerus. Karena di sana ada enam puluh delapan situs makam pahlawan bangsa tanpa nama.

Baca Juga: Upacara Virtual Peringatan Hut TNI Ke-76

“Kecintaannya kepada tanah air patut diteladani. Kita harus mengambil hikmah dari semuanya. Jadilah anak bangsa yang dapat membangun dan mempertahankan NKRI. Banyak hal yang dapat berikan untuk bangsa, ” tuturnya.

“Bangsa ini membutuhkan orang-orang hebat seperti mereka yang telah gugur mendahului kita di tangan para penjajah, pengabdiannya pada bangsa hingga bertaruh nyawa hingga gugur dan jasadnya dibiarkan begitu saja oleh penjajah di tengah gunung, hingga tulang belulangnya yang menumpuk di tengah hutan, dan orang lain pun tidak tahu siapa mereka, hingga akhirnya mereka dimakamkan secara layak dikawasan Bukit Cigunung Putri Takokak. Ini sejarah bangsa yang perlu kita pelajari terus dan kita ingat serta kita sampaikan kepada anak cucu kita nantinya, ” pungkasnya.

Danrem 061/SK setelah melihat langsung kondisi makam para pahlawan tersebut memerintahkan kepada Koramil dan koordinasi dengan aparat serta tokoh setempat untuk merawat, menjaga dan melestarikan makam sejarah sebagai bentuk penghormatan kepada para pejuang bangsa yang mengorbankan jiwanya tanpa pamrih. 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x