> >

Gaji Tak Dibayar, Perempuan Pekerja Desak Masyarakat Internasional Alirkan Bantuan untuk Afghanistan

Kompas dunia | 29 September 2021, 07:12 WIB
Anggota kelompok Taliban berdiri di depan mural yang menggambarkan perempuan terkekang di balik kawat berduri, Selasa, 21 September 2021. (Sumber: Associated Press)

KABUL, KOMPAS.TV - Pekerja perempuan Afghanistan, khususnya pekerja kesehatan, guru, dan para pembela hak perempuan, mendesak masyarakat internasional untuk melanjutkan bantuan keuangan kepada Afghanistan, Selasa (28/9/2021).

Mereka mengatakan, penghentian bantuan kepada Afghanistan telah berdampak tidak proporsional terhadap perempuan.

Aqela Noori, seorang guru, mengatakan pada konferensi pers di Kabul bahwa 120.000 pendidik perempuan dan hampir 14.000 petugas kesehatan perempuan belum mendapatkan pembayaran gaji selama dua sampai tiga bulan terakhir.

“Kami menyerukan kepada masyarakat internasional, Bank Dunia dan badan-badan kemanusiaan internasional untuk tidak menghentikan bantuan kemanusiaan mereka kepada Afghanistan,” katanya.

“Jangan tinggalkan Afghanistan sendirian di masa sulit ini,” tambahnya.

Baca Juga: Taliban akan Berlakukan Sementara Konstitusi Tahun 1964 Zaman Afghanistan Masih Kerajaan

Sejak Taliban menyerbu Kabul pada 15 Agustus dan menguasai negara itu, dunia terus memperhatikan apakah Taliban akan memberlakukan kembali aturan keras yang mereka jalankan seperti pada akhir tahun 1990-an.

Menurut laporan Bank Dunia, bantuan asing menyumbang hampir 75% dari pengeluaran publik Afghanistan, sebelum Taliban mengambil alih negara itu bulan lalu.

Namun dana bantuan asing itu kini telah dibekukan, dan krisis ekonomi pun membayangi negara tersebut.

Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional menghentikan pembayaran kepada pemerintah Afghanistan, sementara AS membekukan miliaran dolar aset yang disimpan di rekening Amerika oleh Bank Sentral Afghanistan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah

Sumber : Associated Press


TERBARU