> >

Kelangkaan BBM Masih Terjadi, Inggris Pertimbangkan Pengerahan Militer untuk Salurkan Bahan Bakar

Kompas dunia | 27 September 2021, 23:05 WIB
Pengiriman pasokan bahan bakar sedang dilakukan ke sebuah SPBU di Manchester, Inggris, Senin (27/9/2021). Kelangkaan BBM terjadi di Inggris menyusul terjadinya kepanikan hingga memicu pembelian besar-besaran oleh warga. Perdana Menteri Boris Johnson dikabarkan mempertimbangkan untuk mengerahkan militer dalam penyaluran BBM ke SPBU-SPBU. (Sumber: AP Photo/Jon Super)

LONDON, KOMPAS.TV – Pemerintah Inggris mempertimbangkan untuk mengerahkan pasukan militer untuk membantu penyaluran bahan bakar di tengah kelangkaan BBM yang sudah melanda negara itu sejak beberapa hari terakhir.

Antrean kendaraan masih terlihat di stasiun-stasiun pengisian bahan bakar di Inggris pada Senin (27/9/2021).

Kelangkaan BBM terjadi akibat kurangnya pengemudi truk yang menyalurkan bahan bakar. Hal tersebut memicu kepanikan masyarakat yang akhirnya berbondong-bondong membeli bahan bakar.

Ketua Asosiasi Pengecer Bensin Brian Madderson mengatakan prajurit-prajurit militer sedang menjalani pelatihan mengemudikan truk tangki bahan bakar.

Namun pemerintah Inggris mengatakan “belum berencana” untuk mengerahkan pasukan, tapi mempersiapkan kemungkinan itu. Pertemuan tingkat menteri digelar pada Senin untuk membahas kelangkaan BBM.

Asosiasi Pengecer Bensin yang beranggotakan hampir 5.500 outlet, Minggu (26/9/2021), mengatakan sekitar dua pertiga anggotanya kehabisan bahan bakar.

Antrean panjang kendaraan yang ingin mengisi bahan bakar terlihat di seluruh Inggris sejak Jumat (24/9/2021). Antrean tersebut menyebabkan kemacetan di jalan-jalan sibuk.

Pemerintah menegaskan bahwa Inggris memiliki “stok bahan bakar yang mencukupi” dan menyalahkan perilaku konsumen sebagai penyebab kelangkaan BBM.

“Penyebab satu-satunya kita tidak memiliki bahan bakar adalah karena orang-orang membeli bahan bakar yang tidak mereka butuhkan,” ujar Menteri Lingkungan George Eustice.

Baca Juga: Sebut Pemerintah Inggris Sampah, Oposisi Partai Buruh Tolak Minta Maaf

Penulis : Edy A. Putra Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU