> >

KTT Quad di Amerika Serikat Hasilkan Desakan Agar Indo-Pasifik Tetap Bebas dan Terbuka

Kompas dunia | 26 September 2021, 04:05 WIB
(Dari kiri) Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga, Perdana Menteri India Narendra Modi, Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison di Gedung Putih usai KTT Quad, Jumat, 24 September 2021 waktu Washington (Sumber: Twitter/POTUS)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemimpin Amerika Serikat, Jepang, India dan Australia, usai pertemuan puncak pertama kelompok yang disebut Quad, menekankan perlunya Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, dan menyusun rencana ambisius untuk kerja sama menangani pandemi Covid-19, krisis iklim, energi bersih, teknologi kritis dan baru, dan ruang angkasa.

Dengan latar belakang dimana China semakin asertif, PM Jepang Yoshihide Suga, PM India Narendra Modi, PM Australia Scott Morrison dan tuan rumah KTT Presiden AS Joe Biden bertemu sekitar dua jam pada hari Jumat (24/09/2021) dan kemudian mengeluarkan pernyataan bersama. .

Mereka mengatakan, "Kami berkomitmen kembali untuk mempromosikan tatanan yang bebas, terbuka, berdasarkan aturan, yang berakar pada hukum internasional dan tidak gentar oleh paksaan, bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kemakmuran di Indo-Pasifik dan sekitarnya."

"Kami mendukung supremasi hukum, kebebasan navigasi dan penerbangan, penyelesaian sengketa secara damai, nilai-nilai demokrasi, dan integritas teritorial negara," tambah mereka.

"Kami ... menyadari masa depan bersama kami akan ditulis di Indo-Pasifik, dan kami akan melipatgandakan upaya kami untuk memastikan Quad adalah kekuatan untuk perdamaian, stabilitas, keamanan, dan kemakmuran regional."

Dialog Segi Empat atau Kuadrilateral, adalah kelompok informal yang berasal dari respons mereka terhadap bencana tsunami Samudra Hindia 2004.

Hanya akhir-akhir ini, empat negara itu makin intim, didorong oleh kekhawatiran atas kebangkitan, dan niat dari China.

Suga mengatakan kepada wartawan, para pemimpin sepakat mengadakan pertemuan puncak setiap tahun.

Baca Juga: PM Australia Hubungi Jokowi, Tenangkan Indonesia soal Kapal Selam Nuklir

Amerika Serikat, Jepang, Australia dan India menggelar KTT Quad yang dihadiri kepala pemerintahan negara masing-masing di Washington DC, Jumat, 24 September 2021 (Sumber: France23 via AFP)

Morrison mengatakan "pertemuan puncak rantai pasokan energi bersih" akan diadakan tahun depan di Australia untuk menggabungkan pengetahuan ilmiah, industri, dan akademis terbaik untuk memastikan transisi ke energi bersih untuk "mengubah ekonomi kawasan kami".

Mr Modi mengatakan kepada sesama pemimpin Quad, India akan mengizinkan ekspor delapan juta dosis vaksin Covid-19 pada akhir Oktober sebagai bagian dari kesepakatan yang dicapai oleh kelompok itu bulan Maret lalu untuk memasok satu miliar dosis vaksin Covid-19 ke wilayah Indo-Pasifik, kata menteri luar negeri India Harsh Shringla kepada wartawan usai pertemuan.

Janji Maret lalu terhenti setelah India, produsen vaksin terbesar di dunia, melarang ekspor vaksin Covid-19 bulan April di tengah lonjakan besar kasus Covid-19 di dalam negeri.

KTT hari Jumat adalah pertemuan tatap muka pertama antara presiden India Narendra Modi dan presiden Amerika Serikat Joe Biden sejak pemimpin AS itu menjabat pada Januari.

Para pejabat AS menyoroti hubungan yang semakin dalam dengan India, menggambarkan New Delhi khususnya sebagai mitra penting.

KTT Jumat terjadi hanya beberapa hari setelah pengumuman pakta keamanan baru yang disebut Aukus, dimana Amerika Serikat dan Inggris menjalin kemitraan pertahanan berteknologi tinggi dengan Australia.

Di bawah Aukus, Australia pada akhirnya akan dapat mengerahkan kapal selam bertenaga nuklir, sangat meningkatkan jangkauan dan interoperabilitasnya dengan pasukan Amerika Serikat dan Inggris.

Namun, para pejabat berhati-hati untuk tidak menyatukan Aukus dan Quad. "Mereka saling memperkuat," kata Morrison kepada wartawan.

Baca Juga: Militer China dan Rusia Gelar Latihan Tempur Anti-teroris Berskala Besar

Seorang jenderal top Amerika Serikat menyatakan China akan segera menjadi ancaman utama serangan nuklir bagi Amerika Serikat, melampaui tingkat ancaman dari Rusia. (Sumber: Straits Times via Reuters)

Pernyataan bersama itu juga menekankan "dukungan kuat untuk persatuan dan sentralitas ASEAN".

"Pekerjaan yang kami lakukan sebagai (the) Quad secara khusus mengakui dan menghormati ASEAN," kata Morrison.

"ASEAN adalah hubungan penting dan komitmen yang kita miliki masing-masing secara individu, dan kami benar-benar berusaha untuk melihat dunia, dan khususnya kawasan, melalui visi Asean. Jadi kami berharap dapat terus bekerja dengan para mitra tersebut," tambahnya. .

Sebelumnya, di Beijing, menjelang KTT, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian menyebut Quad sebagai "kelompok tertutup eksklusif" dan mengatakan Quad tidak boleh menargetkan negara ketiga dan kepentingannya.

Tetapi analis keamanan mengatakan kedatangan Aukus, dan evolusi yang cepat dari Quad, sebenarnya didorong oleh gerak dan manuver China.

Quad, ditambah Aukus, ditambah aliansi dan kemitraan AS, menunjukkan koalisi yang berkembang untuk mengimbangi China, yang sebagian besar didorong oleh "penjangkauan dan paksaan militer dan ekonomi Beijing", Dr Robert Manning, rekan senior di Pusat Scowcroft Dewan Atlantik untuk Strategi dan Keamanan, kepada The Straits Times.

"Beberapa masalah yang ditekankan, seperti kerja sama teknologi, perlu memasukkan pemain teknologi besar Asia lainnya seperti Republik Korea dan Singapura, dan juga (tampaknya) mengabaikan Taiwan, yang merupakan sumber penting dari rantai pasokan teknologi."

"Quad tetap merupakan koalisi dari empat kekuatan maritim utama yang demokratis, multilateralisme ad hoc yang berfokus pada fungsi dan pemecahan masalah, berbeda dengan sup alfabet Asia yang sebagian besar bersifat simbolis dan berpusat pada proses multilateralisme institusional," katanya.

"Pertanyaan yang belum terjawab adalah bagaimana menerjemahkan keseimbangan itu ke dalam kerangka kerja untuk mengelola koeksistensi yang kompetitif."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Straits Times


TERBARU