> >

Putin Bilang, Okupasi 20 Tahun AS di Afghanistan Tak Capai Apa Pun

Kompas dunia | 1 September 2021, 23:28 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin saat berpartisipasi dalam konferensi video bersama sejumlah perusahaan yang mendirikan Aliansi Rusia untuk Melindungi Anak di Lingkungan Digital di Vladivostok, Rusia, Rabu (1/9/2021). (Sumber: Evgeny Paulin, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

VLADIVOSTOK, KOMPAS.TV – Okupasi Amerika Serikat (AS) selama 20 tahun di Afghanistan berakhir dalam tragedi dan Washington tak mencapai apa-apa.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut upaya militer AS memberlakukan norma-norma Barat di Afghanistan adalah hal yang sia-sia belaka.

“Tentara AS hadir di wilayah (Afghanistan) selama 20 tahun, dan selama 20 tahun itu mereka berupaya – ini bisa dikatakan tanpa menyinggung siapa pun – untuk membuat rakyat lokal beradab,” tutur Putin di sela kunjungannya ke sekolah di kota Vladivostok di timur jauh Rusia untuk menandai dimulainya tahun ajaran baru, Rabu (1/9/2021).

“Tapi faktanya, (yang terjadi adalah) untuk memaksakan norma dan standar hidup mereka dalam arti yang seluas-luasnya, termasuk organisasi politik masyarakat,” kata Putin seperti dilansir Al Jazeera.

Baca Juga: China akan Menyalip Rusia dan Jadi Ancaman Nuklir Utama Amerika Serikat, Kata Jenderal Senior AS

“Hasilnya adalah tragedi dan kekalahan bagi mereka yang melakukan itu – untuk AS – dan terutama bagi rakyat yang tinggal di wilayah Afghanistan. Ini hasil nol, jika bukan negatif,” ujar Putin seraya mengimbuhkan, “Tidak mungkin untuk memaksakan apa pun dari luar.”

Pemimpin Rusia itu memang kerap mengkritik negara-negara Barat lantaran berupaya memaksakan memberlakukan nilai-nilai mereka di negara-negara non-Barat.

Moskow pula sering mengecam kebijakan AS di Afghanistan yang kini dikuasai oleh Taliban.

Pekan lalu, Putin menyatakan, Rusia tidak akan ikut campur di Afghanistan dan Moskow telah belajar dari pengalaman okupasi Soviet di negara itu.

Moskow berperang selama 10 tahun di Afghanistan, dan berakhir dengan penarikan tentara Soviet pada tahun 1989.

Baca Juga: Rusia Sampaikan Belasungkawa Seraya Mengutuk Serangan Teroris di Kabul Afghanistan

Putin juga mengeluhkan negara-negara Barat yang berupaya menempatkan para pengungsi Afghanistan di negara-negara Asia Tengah sekutu Moskow.

Putin rupanya khawatir, ‘Islam radikal’ akan berkembang subur di negara-negara sekutu Moskow itu.

Namun, di saat yang sama, Moskow secara hati-hati optimistis dengan kepemimpinan baru di Kabul.

Moskow juga menyatakan tak akan mencampuri urusan dalam negeri Afghanistan. Namun, di Rusia, Taliban masih tercatat sebagai organisasi teroris.

Rusia telah mengevakuasi ratusan orang dari Afghanistan dan berencana untuk melakukan penerbangan lanjutan.

Perwakilan khusus Putin di Afghanistan, Zamir Kabulov, mengatakan pada pekan lalu bahwa kedutaan Moskow tengah bekerja untuk menjalin hubungan dengan penguasa baru Afghanistan, Taliban.

Baca Juga: Rusia Mendadak Putuskan Evakuasi Seluruh Warganya dari Afghanistan, Pertanda Buruk?

Rusia bersiap membantu membangun kembali ekonomi Afghanistan, kata Kabulov, dan mendesak negara-negara Barat agar tidak membekukan aset keuangan pemerintah Afghanistan.

“Kami tegah membangun hubungan (dengan para pejabat Taliban), kedutaan kami di Kabul bekerja cukup aktif dalam hal ini,” ujar Kabulov seraya mengimbuhkan, “Kami memiliki banyak kontak sejak lama dan kami akan menggunakannya.”

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Al Jazeera


TERBARU