> >

Kolombia Umumkan Penyitaan 116 ton Kokain Hasil Operasi Bersama 38 Negara

Kompas dunia | 4 Agustus 2021, 07:16 WIB
Kokain hasil sitaan aparat Kolombia, Maret 2021. Kolombia mengatakan Selasa (8/3/2021) mereka telah menyita 116 ton kokain dalam operasi militer gabungan dengan negara-negara Amerika dan Eropa, seperti dilansir France24, Rabu (04/08/2021). (Sumber: Luis Robayo/France24 via AFP)

BOGOTA, KOMPAS.TV - Kolombia mengatakan, Selasa (8/3/2021),  mereka telah menyita 116 ton kokain dalam operasi militer gabungan dengan negara-negara Amerika dan Eropa, seperti dilansir France24, Rabu (04/08/2021).

Narkoba itu disita antara 15 Mei dan 30 Juni dalam operasi udara dan darat dan di perairan Karibia, Pasifik dan Atlantik, kata pihak berwenang.

Secara total, 539 orang dari berbagai negara ditangkap, termasuk 69 kapal laut berbagai jenis, tiga kapal selam semi-submersible, dan lima pesawat.

"Perjuangan multilateral terkoordinasi yang diwujudkan oleh Operasi Orion tahap tujuh, hasil dari kapasitas semua negara untuk memahami bahwa bersama-sama kita dapat lebih efektif dalam menangani perdagangan narkoba", kata Presiden Ivan Duque.

Operasi Orion yang dimulai tahun 2018 melibatkan Kolombia dan 38 negara lain di Amerika dan Eropa.

Pasukan yang berpartisipasi dalam operasi tersebut datang dari Jerman, Argentina, Brasil, Kanada, Chili, Kosta Rika, Ekuador, Amerika Serikat, Spanyol, Prancis, Belanda, Panama, Paraguay dan Peru, di antara negara-negara lain.

Baca Juga: Pilot Pesawat Bermaksud Jatuhkan Kokain Senilai Rp154 Miliar ke Rumah Bandar, Ternyata Salah Rumah

Pesawat Cesna yang digunakan Francesco Rizzo saat melemparkan kokain ke atas rumah orang. (Sumber: Carabinieri Oristano)

Kolombia adalah produsen kokain terbesar di dunia, yang berasal dari daun koka, disusul Peru dan Bolivia.

Menurut PBB, Kolombia tahun lalu memiliki 143.000 hektar perkebunan koka ilegal dengan kapasitas produksi 1.228 metrik ton kokain.

Duque, yang berkuasa sejak 2018, menjadikan perang melawan perdagangan narkoba sebagai prioritas dan telah meluncurkan rencana untuk mengurangi separuh perkebunan koka pada tahun 2023, yang mencapai rekor 171.000 hektar pada tahun 2017.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU