> >

Mengapa Varian Delta Jauh Lebih Menular Ketimbang Virus Corona Asli? Ini Kemungkinan Sebabnya

Kompas dunia | 25 Juli 2021, 23:50 WIB
Ilustrasi virus corona, penyebab Covid-19. (Sumber: Shutterstock)

Mereka menemukan bahwa waktu rata-rata yang dibutuhkan dari paparan virus hingga terbukti positif melalui tes PCR (atau waktu yang dibutuhkan virus untuk mereplikasi diri hingga mencapai tingkat cukup tinggi untuk bisa terdeteksi) adalah 5,61 hari untuk virus corona asli. Sementara, untuk varian Delta, waktunya lebih singkat, yakni 3,71 hari.

Ilustrasi virus corona dan gejala terinfeksi virus corona. (Sumber: Shutterstock)

Aspek paling mencolok dari laporan ini adalah, dibutuhkan waktu yang lebih singkat dari terpapar varian Delta hingga menunjukkan tingkat signifikan kehadiran virus.

Hal ini diungkap John Connor, seorang peneliti di Laboratorium Penyakit Menular Universitas Boston, yang tidak terlibat dalam studi itu. Ini, kata Connor, mengubah jendela seputar saat orang (berisiko) menularkan.

“Seperti kita ketahui, individu mengalami periode tersembunyi setelah tertular, saat konsentrasi virus terlalu rendah untuk dideteksi. Seiring pembiakan berlanjut di dalam tubuh inang, jumlah virus pada akhirnya akan mencapai tingkat yang bisa dideteksi dan menjadi menular,” demikian para peneliti menulis dalam studi itu.

Baca Juga: Studi Terbaru: Vaksin Astrazeneca-Pfizer Efektif 90 Persen untuk Varian Delta

“Mengetahui saat seseorang yang terinfeksi dapat menyebarkan virus, sangat penting untuk merancang strategi intervensi untuk memutus rantai penularan.” Dengan kata lain, pelacakan kontak harus dilakukan lebih cepat untuk menghentikan orang menularkan varian Delta.

Para peneliti juga mengukur jumlah virus saat SARS-CoV-2 pertama kali terdeteksi dalam tes PCR. Mereka menemukan bahwa jumlah virus dalam varian Delta 1.260 kali lebih tinggi ketimbang dalam virus corona yang asli. Ini menunjukkan bahwa varian Delta mampu memperbanyak diri di dalam tubuh lebih cepat daripada virus aslinya.

“Data ini menyoroti bahwa varian Delta bisa lebih menular selama tahap awal penularan,” tulis para peneliti seperti dilansir dari Live Science pada Jumat (23/7/2021).

Baca Juga: Studi Terbaru: Gelombang Ultrasonik Berpotensi Menghancurkan Virus Corona

Pada gilirannya, ini menunjukkan bahwa seseorang yang terinfeksi akan melepaskan lebih banyak partikel virus, hingga membuat risiko penularan menjadi lebih tinggi.

Namun, tingkat replikasi yang tinggi mungkin tidak akan menjelaskan sepenuhnya mengapa varian Delta menyebar dengan lebih cepat. “Masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab,” ujar Connor.

“Sangat penting bagi studi di masa depan untuk memahami seberapa banyak virus yang terdeteksi yang sesungguhnya menular,” pungkasnya.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Live Science


TERBARU