> >

Pangkalan Udara Bagram, Saksi Bisu Peperangan yang Mengoyak Afghanistan

Kompas dunia | 3 Juli 2021, 06:30 WIB
Bendera Amerika Serikat tampak berkibar di Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan, Jumat (25/6/2021). (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul)

KABUL, KOMPAS.TV – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berjanji akan menarik pasukan AS dari Afghanistan paling lambat hingga 11 September mendatang.

Namun, saat diumumkan pada pertengahan April lalu bahwa AS mengakhiri perang di Afghanistan, tampak jelas bahwa penarikan pasukan AS dan sekitar 7.000 pasukan NATO akan berlangsung menjelang 4 Juli, saat AS merayakan Hari Kemerdekaan.

Pekan ini, sebagian besar tentara NATO sudah kembali ditarik pulang dengan diam-diam. Melansir analisa Associated Press, pengumuman dari sejumlah negara juga menunjukkan, mayoritas pasukan Eropa juga ditarik pulang dengan upacara yang minim.

Ini, sungguh kontras dengan pertunjukan kekuatan pada publik yang dramatis saat pasukan sekutu NATO berbaris mendukung invasi AS di Afghanistan pada tahun 2001.

Baca Juga: Warga Afghanistan Putuskan Angkat Senjata untuk Lawan Taliban

Kini, ribuan pasukan terakhir AS pun sudah ditarik dari Pangkalan Udara Bagram yang menjadi pusat militer komando AS di Afghanistan. Bagram terletak sekitar satu jam berkendara di utara Kabul.

Sebuah gerbang Pangkalan Udara Bagram di Afghanistan. Bagram terletak sekitar 1 jam berkendara dari ibukota Kabul, Afghanistan. Foto diambil pada Jumat (25/6/2021). (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul)

Pada tahun 2012, Pangkalan Udara yang luas itu menjadi saksi lalu lintas pergerakan lebih dari 100.000 pasukan AS.

Uni Soviet membangun lapangan terbang Bagram di tahun 1950-an. Saat menginvasi Afghanistan di tahun 1979 untuk mendukung pemerintahan komunis, Uni Soviet menjadikan Bagram sebagai pangkalan militer utamanya di negara itu.

Selama 10 tahun, Uni Soviet berperang melawan mujahidin yang didukung oleh AS. Presiden AS ketika itu, Ronald Reagan, menyebut mujahidin sebagai pejuang kebebasan yang menjadi pasukan di garis depan dalam sejumlah pertempuran terakhir Perang Dingin.

Baca Juga: Joe Biden Janjikan Terus Dukung Pemerintahan Sah Afghanistan Meski Pasukan AS Ditarik Pulang

Saat AS dan NATO mewarisi Bagram di tahun 2001, kondisi Bagram terbilang relatif hancur. Sebagian besar bangunan gedung koyak oleh hantaman roket dan peluru dan pagar pengamannya pun hancur.

Bagram ditinggalkan setelah tergempur dalam berbagai peperangan antara Taliban dan rivalnya, mujahidin, yang melarikan diri ke kantong-kantong perlawanan di utara Afghanistan.

Bagram yang luas memiliki dua landasan. Yang terbaru, sepanjang hampir 4 kilometer, dibangun di tahun 2006 dengan biaya USD96 juta (atau senilai Rp1,3 triliun). Terdapat sekitar 110 tempat parkir pesawat yang dibentengi oleh dinding pelindung.

Perayaan malam Natal di Pangkalan Udara Bagram, Afghanistan pada 24 Desember 2017. (Sumber: AP Photo/Rahmat Gul, File)

Mengutip Wikipedia, pada tahun 2007, Bagram telah menjadi ibarat sebuah kota kecil, dengan sejumlah toko-toko yang menjual aneka barang mulai baju hingga makanan. Sejumlah fasilitas restoran pun ada di sini, termasuk Pizza Hut, restoran waralaba Amerika Subway, sebuah restoran Afghanistan, juga sejumlah kedai kopi.

Pangkalan ini terletak di ketinggian area pegunungan yang di musim dingin, suhunya bisa merosot hingga minus 29 derajat Celsius. Lantaran badai salju kerap melanda wilayah ini, pesawat komersial sulit untuk mendarat di Bagram.

Pesawat-pesawat tua pun harus bergantung pada awak yang sangat berpengalaman agar dapat mendarat di Bagram.

Baca Juga: Kastaf Gabungan AS: Militer Afghanistan Berpeluang Kepayahan Melawan Taliban Sepeninggal Pasukan AS

Pada tahun 2009, Bagram mampu menampung sekitar 10.000 personel pasukan.

GlobalSecurity, sebuah perusahaan keamanan, mengatakan, Bagram memiliki tiga hanggar luas, sebuah menara kontrol dan sejumlah bangunan gedung pendukung.

Pangkalan udara itu memiliki 50 tempat tidur rumah sakit yang dilengkapi dengan ruang trauma, 3 ruang operasi dan sebuah klinik gigi modern. Bagian lain Bagram juga termasuk sebuah penjara, yang terkenal ditakuti di kalangan penduduk Afghanistan.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU