> >

Jelang Pemilihan Presiden, Rakyat Iran Apatis, Berharap Masa Depan Negara Lebih Baik

Kompas dunia | 14 Juni 2021, 14:52 WIB
Tujuh kandidat yang disetujui oleh Dewan Garda Iran untuk berlaga di pemilihan presiden Iran (dari kiri ke kanan): mantan komandan Garda Revolusioner Iran Mohsen Rezaei, Gubernur Bank Sentral Iran Abdolnaser Hemmati, anggota parlemen Alireza Zakani, mantan Wakil Presiden Iran Mohsen Mehralizadeh, Wakil Ketua Parlemen Amir Hossein Ghazizadeh Hashemi, Sekjen Majelis Tinggi Pertahanan Nasional Saeed Jalili dan Hakim Agung Ebrahim Raisi. (Sumber: AP Photo)

TEHERAN, KOMPAS.TV – Pekan ini, rakyat Iran tengah bersiap berpartisipasi dalam pemilihan presiden yang dikhawatirkan akan memperburuk ketidakberdayaan mereka dalam upaya membentuk nasib negara itu.

Ketujuh calon presiden tengah bersiap menggantikan posisi Presiden Hassan Rouhani, yang janjinya akan masa depan ekonomi Iran yang cerah, memudar saat kesepakatan nuklir Teheran bersama para kekuatan dunia, kolaps di tahun 2015.

Reaksi kekecewaan terhadap kepemimpinan Rouhani yang relatif moderat ini, kata para analis, telah memberikan pihak garis keras keunggulan kali ini, bahkan ketika Amerika Serikat (AS) dan Iran tengah bernegosiasi dalam perjanjian itu.

Dari ketujuh calon presiden yang diizinkan oleh Dewan Garda Iran, sosok Ebrahim Raisi – hakim agung kepala peradilan garis keras – disebut unggul dan memiliki kedekatan khusus dengan Pemimpin Agung Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Baca Juga: Dewan Garda Loloskan 7 Nama Bakal Capres Iran, Tak Ada Nama Mantan Presiden Mahmoud Ahmadinejad

Melansir Associated Press pada Senin (14/6/2021), di tengah penderitaan rakyat Iran akibat pandemi Covid-19, isolasi dunia, sanksi AS dan inflasi, para pemilih tampaknya bersikap apatis. Beberapa hari menjelang pemilihan, ibu kota Teheran tampak sunyi mencekam, tak seperti pemilihan-pemilihan di masa lalu dengan arak-arakan kampanye di jalanan kota.

Terkait pemilihan pemimpin baru mereka, sejumlah warga Iran menyuarakan harapan sekaligus kekhawatiran mereka.

Sebagian berharap, pemilihan presiden akan meringankan krisis Iran, sementara yang lain menyebut akan memilih Raisi dengan kampanye anti korupsinya untuk memprotes kegagalan Rouhani. Yang lainnya, belum berencana memilih calon presiden karena tak percaya pemerintah bakal mampu memperbaiki taraf hidup mereka.

Sebagian sisanya menyesalkan terpentalnya Presiden Mahmoud Ahmadinejad dari bursa capres. Kendati ditandai oleh sanksi, pergolakan kekerasan dan penurunan ekonomi, masa jabatan Ahmadinejad kini memunculkan nostalgia.

“Saya menonton debat presiden, tapi tidak melihat mereka menawarkan solusi-solusi yang nyata,” ujar Masoumeh Eftekhari (30), seorang perempuan hamil yang tengah berjalan menyusuri lorong Grand Bazaar untuk mencari baju bayi. Ia menunjuk baju-baju bayi yang harganya meroket. “Ini mengecewakan saya, jadi saya tidak bisa memilih siapa calon presiden favorit saya,” katanya sambil mengimbuh, “Saat ini, tidak ada (calon presiden favorit).”

Baca Juga: Perjanjian dengan Iran Berakhir, IAEA Tak Bisa Lagi Pantau Fasilitas Nuklir Iran

Warga lainnya, Fatemeh Rekabi (29) juga mengungkapkan, tak ada kandidat presiden yang layak dipilih.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU