> >

Iran Bisa Buat Bom Nuklir dalam Hitungan Pekan, Perjanjian Nuklir Iran di Ujung Tanduk

Kompas dunia | 9 Juni 2021, 14:58 WIB
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken dalam pertemuan dengan Kongres di Gedung Capitol, Washington, AS, pada Selasa (8/6/2021). (Sumber: AP Photo/Andrew Harnik)

JEDDAH, KOMPAS.TV – Iran mampu membuat bom nuklir “dalam hitungan pekan” kecuali ia membatasi pengayaan uraniumnya. Peringatan itu dilontarkan Amerika Serikat (AS) pada Senin (7/6/2021).  

Melansir Arab News, kepala pengawas nuklir PBB mengungkapkan ”makin sulit” memperpanjang pengaturan sementara untuk inspeksi fasilitas nuklir Iran, seiring upaya Teheran dan kekuatan dunia menyelamatkan Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).

Baca Juga: Nuklirnya Dianggap Ancaman, Korea Utara Tuding Joe Biden Tetap Ingin Bermusuhan

JCPOA membatasi program nuklir Iran dengan imbalan keringanan sanksi internasional. Namun, kesepakatan itu cacat sejak AS keluar pada tahun 2018.

Presiden AS Donald Trump kembali memberlakukan sanksi, dan Teheran mulai menolak mematuhi pembatasan pengayaan uranium sesuai kesepakatan.

“Masih belum jelas apakah Iran bersedia dan siap melakukan yang diperlukan untuk kembali patuh,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Senin (7/6/2021). 

“Sementara itu, programnya terus berjalan. Semakin lama ini berlangsung, makin turun pula waktu breakout. Sekarang, menurut laporan publik, waktu breakout-nya turun hingga beberapa bulan. Jika ini terus berlanjut, ia akan turun menjadi hitungan pekan,” lanjutnya.

Baca Juga: Iran Sebut Negosiasi Nuklir di Wina 'Progresif' meski Ada Kesulitan

AS dan Iran telah memulai pembicaraan tak langsung di Wina pada April lalu untuk melihat jika kedua negara dapat tetap patuh terhadap JCPOA.

Pembicaraan putaran ke-5 berakhir pada 2 Juni lalu, dan para diplomat mengatakan, pembicaraan putaran selanjutnya akan dimulai pada Kamis (10/6/2021). Ini berarti, tersisa 8 hari saja untuk menyelamatkan kesepakatan sebelum pemilihan presiden Iran digelar pada 18 Juni mendatang, yang diperkirakan akan membawa pemimpin garis keras Iran yang baru.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU