> >

Dielukan Sekaligus Dicerca, Kapal Pesiar Pertama yang Singgah di Venesia Sejak Pandemi

Kompas dunia | 7 Juni 2021, 04:15 WIB
MSC Orchestra, kapal pesiar pertama yang lepas sauh meninggalkan Venesia sejak pandemi Covid-19 lebih dari setahun lalu, saat melintasi laguna di Venesia, Italia pada Sabtu (5/6/2021). (Sumber: AP Photo/Antonio Calanni)

Kontroversi Kapal Pesiar 

Pertikaian panjang menyoal kapal pesiar di Venesia memanas setelah kapal pesiar Costa Concordia tenggelam di Tuscany pada tahun 2012, menewaskan 32 penumpang dan awak kapalnya.

Kontroversi itu kian meruncing setelah kapal pesiar MSC Opera menabrak sebuah dermaga dan sebuah kapal turis hingga melukai lima orang, saat bermanuver melintasi Kanal Giudecca dua tahun lalu. Selama bertahun-tahun, belum ada penyelesaian nyata.

Baca Juga: Dievakuasi, 99 ABK MV Costa Mediterania Masuk Karantina

Asosiasi Lingkungan Venesia (VEA), salah satu kelompok yang menentang kapal pesiar, menuntut para pejabat kebudayaan Italia dan pelabuhan Venesia segera melarang kapal-kapal melintasi laguna. VEA bahkan mengancam akan melakukan gugatan hukum jika tak ada aksi tindak lanjut dalam jangka waktu 15 hari.

“Kapal yang melintas ini sungguh merupakan provokasi besar,” ujar Andreina Zitelli, seorang ahli lingkungan dan anggota VEA. “Membandingkan pertahanan kota dengan pertahanan pekerjaan demi kepentingan perusahaan-perusahaan kapal pesiar besar sungguh tak bisa diterima.”

Sementara, asosiasi perdagangan industri kapal pesiar menyatakan, mereka mendukung pemindahan kapal-kapal pesiar yang lebih besar ke area lain untuk menghindari melintasi Kanal Giudecca. Namun, mereka bersikukuh bahwa kapal pesiar masih membutuhkan akses ke laguna Venesia.

“Kami tak ingin jadi penjahat korporasi,” kata Francesco Galietti dari Pelayaran Kapal Pesiar Internasional Italia. “Kami merasa tidak seharusnya kami diperlakukan seperti ini. Kami bersikap baik pada komunitas di Venesia.”

Kata Galietti, meski kapal-kapal pesiar menyumbang hanya sekitar 5% bagi pariwisata Venesia, namun banyak penumpang kapal pesiar yang singgah dan tinggal di kota air itu sebelum atau sesudah plesir kapal pesiar mereka. Ini, tekan Galietti, menyumbang rata-rata sekitar USD200 (atau sekitar Rp2,8 juta) per hari bagi perekonomian Venesia yang bergantung pada pariwisata.

Sebelum pandemi, Venesia berjuang dengan banjirnya arus wisawatan, sekitar 25 juta pengunjung setiap tahunnya. Saat itu, Venesia hendak memberlakukan pajak bagi perjalanan harian turis. Namun, pandemi keburu menghantam, dan mendadak, arus wisatawan langsung terhenti total.

Baca Juga: Ratusan Penumpang Kapal Pesiar "Costa Atlantica" Positif Corona

Pada April, pemerintah Italia melarang kapal-kapal pesiar dan kapal kontainer memasuki wilayah pusat sejarah Venesia, dan mengharuskan mereka bersandar di dermaga lain. Namun, larangan ini belum bisa diberlakukan hingga pelabuhan di luar laguna selesai dibangun, dan tender untuk pembangunan pelabuhan itu belum diluncurkan.

Mulai tahun depan, sebagian lalu lintas kapal kemungkinan akan dialihkan ke pelabuhan terdekat di Marghera. Namun, para pencinta lingkungan menyatakan, industri kapal pesiar harus berubah.

“Venesia berada di garis permukaan air. Bahkan ada hari-hari di mana Venesia berada di bawah garis permukaan air,” kata Jane da Mosto, direktur eksekutif We Are Here Venice yang juga mewakili Jaringan Aktivis Kapal Pesiar Global.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU