> >

Usai Ditahan 16 Tahun Tanpa Dakwaan, Tahanan Tertua di Penjara Guantanamo Akhirnya Dibebaskan

Kompas dunia | 18 Mei 2021, 08:42 WIB
Saifullah Paracha (73), tahanan tertua asal Pakistan di Guantanamo. (Sumber: AP Photo)

Dewan peninjau penjara juga menginformasikan bahwa Uthman Ab al-Rahim Uthman, seorang warga negara Yaman yang telah ditahan tanpa dakwaan di Guantanamo sejak dibuka pada Januari 2002, juga dinyatakan bebas dari segala tuduhan.

“Ia gembira, lega dan berharap akan segera dibebaskan,” kata Beth Jacob, pengacara al-Rahim Uthman, yang menghubungi kliennya melalui sambungan telepon untuk menginformasikan keputusan pembebasannya.

Baca Juga: Pentagon Tunda Vaksinasi Covid-19 Bagi Hambali dan Tahanan Lain di Kamp Guantanamo

Paracha, yang tinggal di AS dan memiliki properti di New York, merupakan pengusaha kaya raya di Pakistan. Pihak berwenang AS menuduhnya sebagai “fasilitator” Al-Qaeda yang telah membantu dua orang konspirator serangan 11 September dengan melakukan sebuah transaksi keuangan. Paracha membela diri dengan menyatakan tak tahu bahwa kedua konspirator tersebut merupakan anggota Al-Qaeda dan membantah terlibat dalam aksi terorisme.

AS yang menangkap Paracha di Thailand pada tahun 2003 dan telah menahannya di Guantanamo sejak September 2004, telah lama menegaskan bahwa pihaknya dapat menahan tahanan tanpa batas waktu tanpa dakwaan di bawah hukum perang internasional.

Baca Juga: Biden Berencana Tutup Penjara Guantanamo Tempat Hambali

Pada November lalu, Paracha yang menderita sejumlah penyakit termasuk diabetes dan jantung, tampil di hadapan dewan peninjau penjara.

Dewan ini didirikan di bawah pemerintahan Presiden Barack Obama dalam upaya mencegah pembebasan para tahanan yang diyakini berpotensi melakukan kejahatan anti-AS seusai dibebaskan dari Guantanamo.

Dengan keputusan itu, kini tinggal sekitar 9 tahanan lelaki di Guantamo yang telah dibebaskan dari segala tuduhan untuk dibebaskan, termasuk seorang tahanan yang telah disetujui untuk dibebaskan sejak tahun 2010. Di bawah Obama, AS tidak akan mengembalikan tahanan ke Yaman lantaran perang sipil yang tengah berkecamuk di sana dan kerap kesulitan menemukan negara ketiga sebagai penerima mantan tahanan.

Penulis : Vyara Lestari Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU