> >

SoftBank Cuan Rp652 T, Jadi Perusahaan dengan Laba Terbesar di Jepang

Kompas dunia | 13 Mei 2021, 18:12 WIB
CEO Softbank Masayoshi Son jadi orang terkaya di Jepang untuk 2021 versi Forbes. (Sumber: Forbes)

TOKYO, KOMPAS.TV - Perusahaan investasi SoftBank Group menjadi perusahaan dengan laba terbesar di Jepang. Laba tahunan SoftBank di periode 2020-2021 mencapai 45,8 miliar dollar AS atau setara dengan Rp652,1 triliun (asumsi kurs Rp14.266 per dolar AS).

Mengutip dari AFP, capaian itu membuat SoftBank berhasil memulihkan kerugian tahun lalu, akibat jebloknya saham teknologi.

Pada periode 2019-2020, SoftBank melaporkan rugi bersih sebesar 961,6 miliar yen. Jumlah itu menjadi rekor kerugian terbesar bagi perusahaan, terutama karena salah investasi di WeWork.

Baca Juga: CEO Softbank Masayoshi Son Jadi Orang Terkaya di Jepang, Geser Bos Uniqlo

Namun hal itu tidak membuat SoftBank kapok berinvestasi di perusahaan teknologi. Lantaran sebelum menjadi perusahaan investasi raksasa, SoftBank adalah perusahaan teknologi.

Perusahaan milik orang terkaya di Jepang itu telah menggelontorkan dana investasi di bidang usaha baru yang sedang naik daun sebesar 100 miliar dollar AS. Mulai dari artificial intelligent (AI) hingga bioteknologi melalui Vision Fund.

Di sisi lain, SoftBank tetap menyadari besarnya ketidakpastian dalam dunia usaha di masa pandemi. Mereka pun memutar uang hasil keuntungan mereka untuk berinvestasi ke beberapa perusahaan rintisan.

Baca Juga: Karpet Merah Bagi Softbank Tanam Modal di Indonesia

Seperti raksasa e-commerce Korea Selatan, Coupang, yang berhasil mengumpulkan USD4 miliar saat IPO. Perusahaan ini menjadi salah satu IPO terbesar di AS sepanjang tahun ini.

Nilai saham Vision Fund di aplikasi pengiriman makanan AS, DoorDash, juga meningkat pesat setelah IPO-nya pada bulan Desember. CEO Masayoshi Son, orang terkaya di Jepang menurut Forbes, pada Februari memuji Vision Fund sebagai 'angsa yang menghasilkan telur emas'.

Setelah mengubah SoftBank menjadi raksasa investasi, Son telah berjuang melawan kritik atas komitmennya pada start-up yang terkadang bermasalah, dan menepis keraguan atas program penjualan aset besar-besaran.

Penulis : Dina Karina Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU