> >

Menteri Urusan Kewarganegaraan Prancis: Korban Utama Islam Radikal adalah Umat Islam Sendiri

Kompas dunia | 5 Mei 2021, 15:13 WIB

"Jika kami melarang jilbab, kami secara efektif mengecualikan sejumlah ibu siswa yang merupakan bagian dari negara ini. Ini bukan tujuan saya," katanya.

Menurut Schiappa, gagasan sekularisme berlaku untuk negara dan layanan publik, tetapi tidak untuk masyarakat itu sendiri.  "Itulah sebabnya sekularisme adalah gagasan netralitas yang ditujukan untuk layanan publik, dan merupakan pilihan warga negara."

Baca Juga: Senat Prancis Setujui Pelarangan untuk Umat Muslim Salat di Universitas

Sebuah spanduk bertuliskan Semua bersatu melawan politik Islamofobia dibentangkan dalam sebuah aksi unjuk rasa di Paris, Prancis pada Minggu (14/02/2021) (Sumber: AP Photo/Thibault Camus)

Dia menambahkan bahwa sekularisme adalah kebebasan untuk memilih percaya atau tidak, tanpa harus khawatir tentang itu, dan oleh karena itu (kebebasan untuk memilih percaya atau tidak) yang melindungi kita.”

Ketika ditanya  penilaiannya tentang perang melawan Islam radikal di Prancis dan wilayah di mana pemerintah masih harus bekerja, Schiappa berkata: "Kami telah bekerja di lapangan selama tiga tahun, berkat aksi Sel untuk Perjuangan, melawan Islam Radikal dan Penarikan Komunitas (CLIR). Sejak 2018, kami telah menutup 559 institusi, dan lebih dari 22.000 inspeksi telah dilakukan di seluruh wilayah sebagai bagian dari CLIR. ”

Dia menambahkan, "Tidak satu euro uang publik, atau uang rakyat Prancis akan masuk ke kantong musuh republik. Kita harus melengkapi diri kita dengan alat di lapangan untuk memberikan bantuan secara khusus kepada yang terpilih secara lokal. ”

Dia juga menjelaskan  Rancangan Undang-undang menentang separatisme, yang diduga, cenderung menakut-nakuti penduduk Muslim yang tinggal di Prancis.

 "Kami sedang mengerjakan RUU ini dengan Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dengan tujuan untuk memastikan perdamaian bagi Muslim, untuk semua penduduk Prancis."

Sementara soal  kemajuan perjuangan perempuan di dunia Arab, dia berkata: “Saya melihat kemajuan menuju ke arah yang benar, kesetaraan antara laki-laki dan perempuan menjadi nilai fundamental - terlebih lagi, dilindungi dalam piagam prinsip-prinsip Islam di Perancis. Kita harus melanjutkan."

Baca Juga: Kebohongan Murid Jadi Penyebab Kasus Guru di Prancis yang Dipenggal Tahun Lalu karena Karikatur Nabi

Seorang perempuan Muslim di Barcelona melakukan aksi mengutuk teroris. Islamofobia mulai muncul di Barcelona setelah aksi terorisma pada 2017. (Sumber: AP Photo/F. Seco)

Tentang integrasi orang Prancis keturunan Arab ke dalam masyarakat Prancis, dia berkata: “Sungguh membuat diri saya yakin saat mengamati mayoritas anak muda merasa terintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat Prancis. Seperti inilah seharusnya republik. "

Schiappa lebih lanjut menambahkan, "Kita harus melawan rasisme dan prasangka, yang disampaikan secara khusus oleh gerakan ekstrim kanan di Prancis, dan kita harus selalu ingat bahwa republik mewakili kesetaraan, kebebasan, dan persaudaraan untuk semua warga negara."

Memberikan pesan Ramadannya kepada Muslim Prancis, Schiappa berkata: “Saya ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan kepada mereka. Saya juga ingin menyampaikan pesan bahwa kami merawat mereka, seperti yang kami lakukan dengan semua warga negara yang tinggal di tanah Prancis. "

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU