> >

Selandia Baru akan Luncurkan Satelit untuk Mengamati Metana Akibat Kentut Sapi

Kompas dunia | 24 April 2021, 15:15 WIB
Ilustrasi sapi. (Sumber: Unsplash/gang coo)

WELLINGTON, KOMPAS.TV - Selandia Baru akan meluncurkan satelit yang mengamati dan mengumpulkan data jumlah metana yang diakibatkan sendawa dan ketut sapi.

Satelit itu juga akan mengamati jumlah emisi yang diakibatkan kebocoran pipa minyak dan gas.

Seperti diketahui, sektor pertanian dan peternakan menjadi salah satu penghasil gas rumah kaca di negara tersebut yang berkontribusi terhadap krisis perubahan iklim.

Baca Juga: Demi Kenangan dan Penghormatan, Pria Ini Isi Bola Boling dengan Abu Jenazah Ayahnya

Metana diproduksi dari sekitar 6,3 juta populasi sapi, dan menjadi salah satu masalah yang kritis.

Seperti dikutip Daily Star, metana menyumbang 43 persen dari total emis gas rumah kaca di Selandia Baru.

Sebagian besar dihasilkan dari perternakan sapi yang disebabkan oleh sistem pencernaan sapi yang berangin.

Baca Juga: Min Aung Hlaing, Pemimpin Junta Militer Myanmar, Tiba di Jakarta

Hal itulah yang membuat Selandia Baru berencana meluncurkan MethaneST, satelit yang akan memperhatikan masalah tersebut.

Pemerintah Selandia Baru mengklaim satelit tersebut akan melihat masalah itu dari luar angkasa untuk melacak kentut sapi dengan akurasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Baca Juga: Polisi Thailand Pangkatnya Diturunkan Setelah Sang Istri Pamer Naik Helikopter Kepolisian di TikTok

Satelit tersebut rencananya akan mengelilingi bumi 28 kali dengan kecepatan suara, dan akan difungsikan bersama tim dari Universitas Harvard, Amerika Serikat (AS).

Pihak Universitas akan fokus mempelajari emisi metana dari idustri gas dan minyak, termasuk mencari kebocoran pipa gas.

Sementara itu, tim sains Selandia Baru akan lebih fokus pada pertanian dan peternakannya.

Baca Juga: Donald Trump Menyukai Kim Jong-Un dan Akui Tak Pernah Hormati Presiden Korea Selatan

Peneliti gas rumah kaca, Sara Mikaloff-Fletcher, yang memimpin penelitian mengungkapkan kepada Stuff, satelit itu akan menggunakan Selandia Baru sebagai bahan tes untuk melihat akurasi pedeteksi agri-metana.

Banyak negara yang tak memiliki catatan akurat terkait emisi metana.

Menteri Penelitian, Sains dan Inovasi Selandia Baru, Megan Wood ikut angkat bicara terkait proyek tersebut.

Baca Juga: Tak Mampu Halau Rudal Suriah, Israel Pertanyakan Kegagalan Sistem Pertahanannya

Dikutip dari Daily Star, ia menegaskan, penelitian baru ini akan meingkatkan reputasi Selandia Baru dalam misi luar angkasa di masa depan.

Selain itu, juga mendapatkan data untuk mendukung kebijakan perubahan iklim Selandia Baru.

Rencananya MethaneSAT akan mulai diluncurkan pada tahun lalu, dan sebagian didanai oleh Pemerintah Selandia Baru, serta Dana Pertahanan Lingkungan Amerika Serikat (AS).

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU