Demi Kenangan dan Penghormatan, Pria Ini Isi Bola Boling dengan Abu Jenazah Ayahnya

MILWAUKEE, KOMPAS.TV -  Seorang pria melakukan penghormatan dan mengenang ayahnya yang telah meninggal dengan cara unik.

Ia melakukannya dengan memasukkan abu jenazah ayahnya ke dalam bola boling rancangan sendiri.

John Hinkle Jr memutuskan menghormati ayahnya, John Hinkle Sr, yang meninggal 2016 lalu, dengan cara unik tersebut.

Baca Juga: Tak Mampu Halau Rudal Suriah, Israel Pertanyakan Kegagalan Sistem Pertahanannya

John Hinkle Jr memang seorang atlet boling dan dua kali juara Kejuaraan Boling NCAA.

Bola boling tersebut hanya memiliki dua lubang jari, sedangkan lubang yang seharusnya menjadi tempat jempol diisi dengan abu yang bertuliskan nama John Sr.

Setelah bola itu jadi, John Hinkle Jr pun bermain di tempat boling area rumahnya, Landmark Lanes, Milwaukee pada 12 April lalu bersama saudaranya.

Baca Juga: Tipu 35 Kekasihnya dengan Hari Ulang Tahun Palsu, Pria Ini Ditangkap Polisi

Ia pun melakukan pertandingan yang sempurna, dan kemudian menangis melihat keberhasilannya.

“Saya mengatakan kepada saudara saya,’saya akan mendapat poin 300 dengan bola ini’. Dan Joe berkata, ‘lakukankah’,” tuturnya kepada WMBD-TV dikutip dari Daily Star.

Baca Juga: Kecelakaan Aneh, Kura-Kura Tabrak Kaca Depan Mobil di Jalan Raya dan Hantam Kepala Penumpangnya

Ia pun mengunggah momen di malam yang hebat itu di Facebook, di mana ia berhasil melakukan 12 kali strike.

“Saya tak bisa membayangkan apa artinya untuk saya. Saya berhasil meraih 300 poin dengan bola yang saya buat untuk menempatkan abu ayah saya,” tulisnya di media sosial tersebut.

“Ia tak pernah menjalani pertandingan yang sempurna hingga sekarang,” tambahnya.

Baca Juga: Donald Trump Menyukai Kim Jong-Un dan Akui Tak Pernah Hormati Presiden Korea Selatan

John Hinkle Jr mengakui ia beberapa kali melakukan permainan yang sempurna sepanjang kariernya, tetapi permainan kali ini memiliki arti besar.

Apalagi, ternyata ayahnya yang memperkenalkan boling kepada John Hinkle Jr dan adinya, tetapi tak pernah mendapat skor sempurna.

Poin tertinggi yang pernah diraih ayahnya adalah berkisar antara 298 atau 299 poin.