> >

Ide Gila Menteri Pertahanan Rusia, Sinyalkan Keinginan Kloning Prajurit Berusia 3.000 Tahun

Kompas dunia | 17 April 2021, 15:58 WIB
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu. (Sumber: Vadim Savitsky/Russian Defense Ministry Press Service via AP)

MOSKOW, KOMPAS.TV - Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengungkapkan, ide gila mengenai kemungkinan untuk mengkloning prajurit kuno dari 3.000 tahun lalu.

Hal itu terkait dengan penemuan pemakaman prajurit Bangsa Skit berusia 3.000 tahun di Tuva, Siberia.

Situs pemakaman kuno Tunnug dari prajurit nomaden itu berada di daerah yang kini dikenal sebagai Lambah Para Raja di Tuva.

Baca Juga: Rusia Akan Balas Usir 10 Diplomat Amerika Serikat Menanggapi Pengusiran 10 Diplomatnya

Biasanya para prajurit tersebut dimakamkan dengan kuda mereka.

Shoigu menganalogikan Dolly Si Domba, mamalia pertama yang dikloning di dunia dalam mensinyalkan kemungkinan melakukannya kepada para prajurit itu.

Pemakaman prajurit itu ditemukan oleh arkeolog Rusia dan Swiss, tuga tahun lalu.

Baca Juga: Kepolisian Turki Sita Kitab Taurat Kuno Berusia 2.500 Tahun, Lima Orang Ditangkap

Mereka juga meminta bantuan dukun untuk memastikan penggalian tersebut tak membuat roh di sana marah.

Shoigu mengungkapkan, kemungkinan tersebut dalam sesi pertemuan Masyarakat Geografi Rusia, yang juga dihadiri Presiden Rusia Vladimir Putin secara remote, Rabu (14/4/2021).

“Tentu saja kami ingin menemukan banyak bahan organik (sisa manusia dan hewan). Saya percaya Anda mengerti apa yang terjadi selanjutnya,” tutur Shoigu dikutip Tass dilansir dari Daily Mail.

Baca Juga: Fakta Baru Lubang Kematian Berusia 6.200 Tahun, Pembantaian 41 Orang Termasuk Anak-anak

“Saya yakin kita bisa membuat sesuatu dari hal itu, jika bukan Dolly Si Domba,” tambah Shoigu.

Ia menambahkan, hal itu akan menarik secara umum tanpa menjelaskan lebih jauh tentang penelitian genomik untuk pengkloningan tersebut.

Baca Juga: Jam Kuno Berusia Satu Abad Mati saat Tsunami Jepang, Berdetak Lagi 10 Tahun Kemudian Usai Gempa Bumi

Kuburan tersebut berada di lapisan es dan menurut para ilmuwan, bahan organik yang dimaksudkan Shoigu harus diawetkan di sana.

“Kami sudah melakukan beberapa ekspedisi disana, itu ekspedisi internasional yang besar,” tuturnya.

“Banyak hal yang telah dikonfirmasi, tetapi masih banyak yang harus dilakukan,” lanjut Shoigu.

Baca Juga: Arkeolog Temukan Kota Emas di Mesir Berusia 3.000 Tahun, Disamakan dengan Pompeii

Bangsa Skit merupakan suku nomaden yang menjelajahi padang rumput Eurasia, dari perbatasan utara China hingga wilayah Laut Hiyam pada abad ketujuh hingga ketiga SM.

Bangsa Skit umumnya diyakini berasal dari Iran dan berbicara bahasa dari cabang Skit dari bahasan Iran.

Bangsa Skit melintasi Kaukasus pada aban ketujuh SM, dan sering menyerbu Timur Tengah, memainkan peran penting dalam perkembangan politik wilayah itu.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU