> >

Tiga Momen Bersejarah dalam 15 April: Abraham Lincoln Dibunuh, Titanic Tenggelam, Pol Pot Meninggal

Kompas dunia | 15 April 2021, 22:51 WIB
Ilustrasi Presiden ke-16 Amerika Serikat, Abraham Lincoln. (Sumber: Shutterstock)

86 tahun berselang dari Atlantik Utara yang dingin, seorang jagal yang pernah membantai rakyat Kamboja selama bertahun-tahun, meninggal dalam status tahanan. Nama aslinya Saloth Sar, tapi dunia lebih mengenalnya dengan panggilan Pol Pot.

Kisah Pol Pot dimulai ketika ia pergi melanjutkan sekolah ke Perancis, namun malah bergabung dengan anggota aktif French Communist Party (PCF)--partai Marxist-Leninist terbesar di sana selama tiga tahun.

Usai kembali ke Saigon, Pol Pot bergabung dengan Khmer Vi t Minh, organisasi asal Vietnam yang berideologi Marxis-Leninist, lalu ikut bergerilya melawan Norodom Sihanouk yang baru saja membawa Kamboja merdeka dari Perancis, tapi gagal.

Kegagalan tersebut telah menempa diri Pol Pot. Selama bertahun-tahun ia menjadi seorang revolusioner yang tekun: membaca peta politik dan mempersiapkan waktu untuk angkat senjata. Terutama sejak Communist Party of Kampuchea (CPK) yang ikut didirikannya direpresi pemerintah Kamboja. 

Kesabaran itu akhirnya tuntas. Pada 1975, dengan 12 divisi pemberontak, 100 batalion yang bergerak di Phnom Penh, serta bantuan dari milisi Vi t C ng, pasukan Khmer Merah yang dipimpin Pol Pot berhasil menguasai seluruh Kamboja. 

Dan yang selanjutnya terjadi adalah sejarah berdarah-darah.

Di bawah kaki Pol Pot, Kamboja berubah menjadi negara satu partai yang disebut Democratic Kampuchea dengan misi suci mewujudkan masyarakat komunis total. Namun dalam pemahaman Pol Pot pula, misi itu juga berarti: pembunuhan massal besar-besaran.

Penulis : Eddward-S-Kennedy

Sumber : Kompas TV


TERBARU