> >

Pangeran Philip Dikenang Sebagai Sosok Relijius dan Memiliki Perhatian Pada Berbagai Agama

Kompas dunia | 12 April 2021, 14:48 WIB
Pangeran Philip, suami Ratu Inggris Elizabeth II, dikenang sebagai orang yang relijius dan memiliki perhatian pada agama-agama. (Sumber: British Royal Family Photo)

LONDON, KOMPAS.TV - Gereja-gereja di Inggris mengadakan kebaktian pada Minggu (11/4/2021) untuk mengenang Pangeran Philip. Pemuka Agama di Inggris mengenang Pangeran Philip sebagai orang yang memiliki iman yang kuat dan memiliki keingintahuan yang besar tentang berbagai agama lain.

Uskup Agung Canterbury Justin Welby memimpin upacara di Katedral Canterbury untuk suami Ratu Elizabeth II, yang meninggal pada hari Jumat (9/4/2021) pada usia 99 tahun.

Welby, yang akan memimpin pemakaman Philip pada hari Sabtu mendatang di Kastil Windsor, memimpin doa untuk Philip. Ia mengenang bahwa Pangeran Philip merupakan seorang pelayan agama yang tidak berusaha untuk menonjolkan diri.

Baca Juga: Pangeran Philip Meninggal, Ratu Elizabeth Merasa Hidupnya Hampa

Publik mungkin bisa menyaksikan Philip yang relijius ketika berada di samping Ratu Elizabeth II pada kebaktian-kebaktian di gereja atau ketika kebaktian kerajaan pada Hari Natal.

Namun menurut Welby, latar belakang dan minatnya pada agama justru lebih besar ketika tidak berada di depan publik.

Pangeran Philip lahir dari keluarga Kerajaan Yunani, dengan nama Pangeran Philip dari Yunani dan Denmark. Ketika bayi, ia dibaptis di Gereja Orthodoks Yunani.

Namun karena situasi di Yunani pada saat itu, ayahnya harus diasingkan dan keluarganya meninggalkan Yunani ketika Philip masih kecil. Ia kemudian menjadi penganut Kristen Anglikan ketika menikahi Elizabeth.

Pada 1960-an, dia pernah membantu mendirikan Rumah St. George, yaitu sebuah pusat studi agama di Kastil Windsor.

Di tempat ini, Philip kerap melakukan pertemuan dan berdiskusi dengan para pendeta, akademisi, pebisnis, serta politikus untuk membahas tentang keadaan dunia.

Dia juga merupakan pengunjung tetap Gunung Athos, yaitu komunitas biara dan tempat perlindungan keagamaan di Yunani. Ia juga telah lama menjadi pelindung Penghargaan Templeton, yaitu sebuah penghargaan yang diberikan pada orang-orang yang berkontribusi pada dimensi spiritual.

Selain itu, Philip  dikenal sebagai pelindung bagi organisasi World Wildlife Fund (WWF). Keterlibatannya dengan WWF pun tak terlepas dari sisi keagamaan yang dia miliki.

Dia pernah menyelenggarakan KTT di Asisi, Italia, dimana dalam KTT ini hadir perwakilan berbagai umat beragama seperti Kristen, Islam, Yudaisme, Budha dan Hindu, yang bersama-sama berjanji untuk menjaga lingkungan.

Pada saat itu, Philip mengatakan bahwa aliansi baru yang kuat telah terbentuk, dan merupakan penggabungan antara kekuatan agama dan konservasi alam.

Inderjit Singh, seorang pemimpin Sikh yang terkemuka di Inggris, mengatakan bahwa Philip memiliki pengetahuan yang kuat tentang Sikhisme dan berkontribusi pada pemahaman dan harmoni antara komunitas agama yang berbeda.

"Dia mengenali apa yang harus kita semua kenali. Kita semua merupakan satu kemanusiaan yang sama," kata Singh seperti dikutip dari The Associated Press.

Baca Juga: Istana Buckingham Umumkan Tanggal Pemakaman Pangeran Philip, Suami Ratu Inggris Elizabeth II

Keyakinan dan iman kuat yang Philip miliki, mungkin merupakan warisan dari ibunya, Putri Alice dari Battenberg.

Semasa hidupnya, Putri Alice pernah membentuk sebuah ordo biarawati, yang melindungi orang Yahudi di Yunani yang mengalami pendudukan Nazi selama Perang Dunia II.

Di masa tuanya, Putri Alice bahkan memutuskan untuk menjadi biarawati dan dimakamkan di bawah sebuah gereja Ortodoks Rusia di Yerusalem Timur.

"Saya menduga, tidak pernah terpikir di benaknya bahwa tindakannya sangatlah istimewa," kata Philip dalam perjalanannya ke Israel tahun 1994, ketika mengunjungi makam ibunya.

"Dia adalah orang dengan keyakinan religius yang dalam, dan dia menganggap tindakan itu sebagai hal manusiawi terhadap sesama manusia yang mengalami kesulitan," tambahnya.

Minatnya dalam agama dan ekologi telah diwariskan kepada putra tertuanya, Pangeran Charles. Pangeran Charles yang merupakan seorang environmentalist, mengatakan dia akan menjadi pembela semua agama ketika naik tahta kelak, dan bukan hanya menjadi pembela bagi agama Kristen Anglikan.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU