Pasien Covid-19 di Jepang Berhasil Menerima Transplantasi Paru-paru dari Donor yang Masih Hidup
Kompas dunia | 9 April 2021, 16:32 WIBTOKYO, KOMPAS.TV - Para dokter di Jepang mengumumkan: mereka telah berhasil melakukan transplantasi jaringan paru-paru pertama di dunia dari donor hidup ke pasien dengan kerusakan paru-paru parah akibat Covid-19, Kamis (8/4/2021).
Penerima transplantasi paru-paru tersebut diidentifikasi sebagai seorang wanita dari wilayah Kansai, Jepang. Ia berangsur mulai pulih setelah hampir 11 jam dioperasi pada Rabu (7/4/2021).
Dalam sebuah pernyataan, Rumah Sakit Universitas Kyoto juga menyatakan bahwa suami dan anak perempuan tersebut yang menjadi donor sebagian paru-parunya, juga dilaporkan dalam kondisi stabil.
Baca Juga: Ultah ke-31, Kevin Aprilio Beri Kado untuk Diri Sendiri: Transplantasi Rambut
Universitas Kyoto menyebut peristiwa ini adalah transplantasi jaringan paru-paru pertama di dunia dari donor hidup ke orang dengan kerusakan paru-paru akibat Covid-19.
Transplantasi dari donor mati otak di Jepang masih jarang terjadi, dan donor hidup dianggap sebagai pilihan yang lebih realistis bagi pasien.
“Kami menunjukkan bahwa kami sekarang memiliki pilihan transplantasi paru-paru (dari donor yang masih hidup),” kata Dr. Hiroshi Date, seorang ahli bedah toraks di rumah sakit yang memimpin operasi, pada konferensi pers.
“Saya pikir ini adalah perawatan yang memberikan harapan bagi pasien dengan kerusakan paru-paru parah akibat Covid-19," katanya seperti dikutip dari Associated Press.
Baca Juga: China Sukses Operasi Transplantasi Hati dan Paru-paru Bagi Penderita Fibrosis Paru dan Sirosis Hati
Universitas Kyoto mengatakan, puluhan transplantasi paru-paru yang diambil dari donor mati otak kepada pasien dengan kerusakan paru-paru terkait Covid-19 pernah dilakukan di Amerika Serikat, Eropa, dan China.
Perempuan yang menerima donor paru-paru itu tertular Covid-19 pada akhir tahun lalu dan mengalami kesulitan bernapas yang memburuk dengan cepat.
Dia lantas ditempatkan di mesin pendukung kehidupan yang bekerja sebagai paru-paru buatan selama lebih dari tiga bulan di rumah sakit lain karena paru-parunya rusak parah.
Bahkan setelah bebas dari virus, paru-paru perempuan tersebut sudah tidak bisa berfungsi lagi dan tidak dapat diobati.
Satu-satunya pilihan, dan tidak bisa tidak, bagi perempuan tersebut adalah dengan menerima transplantasi paru-paru.
Baca Juga: Seorang Pria Mendapat Wajah dan Tangan Baru Setelah Menjalani Operasi Transplantasi yang Langka
Suami dan putranya secara sukarela menyumbangkan sebagian dari paru-paru mereka. Operasi kemudian dilakukan di Rumah Sakit Universitas Kyoto oleh tim beranggotakan 30 orang yang dipimpin oleh Dr. Date.
Suaminya menyumbangkan sebagian dari paru-paru kirinya, dan sang anak memberikan sebagian dari paru-paru kanannya.
Dia diharapkan dapat meninggalkan rumah sakit dalam waktu sekitar dua bulan dan kembali ke kehidupan normalnya dalam waktu sekitar tiga bulan.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Eddward-S-Kennedy
Sumber : Kompas TV