> >

Duta Besar Myanmar untuk Inggris Desak Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint Dibebaskan

Kompas dunia | 9 Maret 2021, 09:20 WIB
Duta Besar Myanmar untuk PBB, Kyaw Moe Tun Dipecat Junta Militer setelah mengambil posisi menentang pemerintahan junta militer. Sementara itu Duta Besar Myanmar untuk Inggris Kyaw Zwar Minn pada Senin (08/03/2021) mendesak pembebasan pemimpin negaranya Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Posisi dan desakan duta besar Myanmar di Inggris itu mendapat pujian dari menteri luar negeri Inggris Dominic Raab atas "keberaniannya." (Sumber: UNTV via AP)

LONDON, KOMPAS.TV - Perlawanan dari kalangan diplomatik Myanmar makin meluas terhadap junta militer yang menggulingkan pemerintahan Myanmar 1 Februari lalu. Duta Besar Myanmar untuk Inggris Kyaw Zwar Minn pada Senin (08/03/2021) mendesak pembebasan pemimpin negaranya Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint. Posisi dan desakan duta besar Myanmar di Inggris itu mendapat pujian dari menteri luar negeri Inggris Dominic Raab atas "keberaniannya."

Dalam apa yang tampaknya menjadi pemberontakan diplomatik yang semakin luas melawan junta di Myanmar, duta besar Myanmar di Inggris mengatakan dia memilih "jalur diplomatik, dimana jawaban untuk krisis saat ini hanya bisa didapat di meja perundingan".

"Kami meminta pembebasan Penasihat Negara Daw Aung San Suu Kyi dan Presiden U Win Myint," katanya dalam pernyataan yang dipublikasikan di halaman Facebook kedutaan setelah berbicara dengan Raab dan Menteri Inggris untuk Asia, Nigel Adams.

Baca Juga: Demo Anti-Kudeta Memanas, Indonesia Minta Myanmar Hormati Niai Demokrasi

Inggris telah menyerukan pembebasan Suu Kyi dan para pemimpin lainnya yang digulingkan dalam kudeta militer 1 Februari, dan menuntut pemulihan demokrasi.

"Saya memuji keberanian dan patriotisme Duta Besar Myanmar Kyaw Zwar Minn dalam menyerukan pembebasan Aung Sung Suu Kyi dan Presiden U Win Myint dan agar hasil pemilu 2020 dihormati," kata Raab dalam sebuah pernyataan.

Pekan lalu, kedutaan Myanmar di Washington juga mengisyaratkan pemutusan hubungan dengan junta, mengeluarkan pernyataan yang mengecam kematian warga sipil yang memprotes kudeta dan menyerukan pihak berwenang untuk "menahan diri sepenuhnya".

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU