> >

Canggih! Bandara Dubai Gunakan Biometrik Iris Mata Untuk Kenali Identitas Penumpang

Kompas dunia | 8 Maret 2021, 07:46 WIB
Seorang penumpang menggunakan pemindai iris mata di Bandara Dubai, Minggu, 7 Maret 2021. (Sumber: Associated Press)

DUBAI, KOMPAS.TV - Bandara Dubai merupakan salah satu bandara tersibuk di dunia. Sebagai bandara yang sibuk, bandara Dubai telah dilengkapi dengan toko bebas bea yang luas, pohon-pohon palem buatan, air terjun, dan pendingin udara. Kini, pusat transit yang menghubungkan timur dan barat ini memiliki tambahan fitur layaknya film-film fiksi ilmiah: pemindai iris mata!

Pemindai iris mata akan memverifikasi identitas seseorang. Alat ini semakin menghilangkan kebutuhan akan interaksi manusia saat akan memasuki atau meninggalkan suatu negara.

Ini adalah program kecerdasan buatan terbaru yang diluncurkan oleh Uni Emirat Arab di tengah meningkatnya pandemi virus corona. Teknologi tanpa kontak manusia ini dipromosikan pemerintah untuk membantu membendung penyebaran virus.

Baca Juga: Positif Covid-19, Laki-Laki Ini Lolos Pemeriksaan di Bandara, Baru Mengaku di Atas Pesawat

Namun upaya tersebut juga telah memperbarui pertanyaan tentang pengawasan massal di Uni Emirat Arab, yang diyakini para ahli memiliki konsentrasi kamera pengintai per kapita tertinggi di dunia.

Bandara Dubai mulai menawarkan program tersebut kepada semua penumpang bulan lalu. Pada hari Minggu, para pelancong melangkah ke pemindai iris setelah check-in, kemudian alat itu memeriksanya dengan baik dan penumpang melewati pemeriksaan paspor dalam hitungan detik.

Dengan alat cangging ini, lewatlah sudah hari-hari dengan tiket kertas atau aplikasi telepon yang berat.

Pihak berwenang menyatakan, pemindai ini menghubungkan data iris mata penumpang ke database pengenalan wajah di negara itu, sehingga penumpang tidak perlu mengidentifikasi dokumen atau boarding pass.

Baca Juga: Dinyatakan Laik Terbang, Pesawat Batik Air Malah Berputar-Putar dan Kembali Ke Bandara

"Masa depan akan datang," kata Mayor Jenderal Obaid Mehayer Bin Suroor, wakil direktur Direktorat Jenderal Kependudukan dan Urusan Luar Negeri. "Sekarang, semua prosedur menjadi 'pintar', hanya dibutuhkan waktu sekitar lima hingga enam detik,” katanya seperti dikutip dari the Associated Press.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU