> >

Kisah Ulama Afrika Selatan Perangi Narkoba dan Gangster dengan Zikir

Kompas dunia | 2 Maret 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi zikir dan doa. (Sumber: Tribunnews)

Kemiskinan, kejahatan dan kekerasan geng adalah hal biasa di wilayah berpenduduk lebih dari 52 ribu orang ini.

Pemerintah menetapkan Manenberg sebagai zona merah bahaya pada pertengahan 2015. Sampai kini, perkelahian intens dan penembakan masih terjadi di daerah ini.

Para ulama yang kerap mengadakan zikir itu mengatakan, kekerasan di Manenberg tak akan hilang akibat kurangnya upaya pemerintah.

Baca Juga: Bacaan Lengkap Niat Sholat Tahajud, Doa dan Keutamaannya

Sheikh Isaacs mengatakan dialog antara tokoh dari berbagai agama dapat mengawali perubahan yang baik. Menurutnya, kejahatan tidak membedakan agama satu dengan yang lain.

Isaacs juga berharap pemerintah mengurangi kepadatan pemukiman di daerah sana dengan membantu warga pindah ke tempat lain. Ia ingin aparat keamanan juga ditambah.

Meski begitu, kelompok pemuka agama ini terus berusaha membawa kedamaian di Manenberg.

Seorang anggota senior geng di Manenberg membagikan bahan makanan bersama anggota geng rivalnya berkat tuntunan kelompok ulama di sana. (Sumber: AP Photo/Nardus Engelbrecht)

Sheikh Isaacs mengatakan, kini para gangster di beberapa lokasi zikir kerap membantu menggelar sajadah sebelum acara mulai.

Acara ini juga kerap menarik sebagian warga beragama Kristen di daerah itu. Mereka ikut untuk menonton zikir itu dari rusun mereka.

Baca Juga: Tak Menafkahi Anak Berhakkah Jadi Wali Nikah?

Ketika wartawan BBC mendatangi tempat itu, ulama bernama Sheikh Hasan Pandy berceramah soal berharganya seorang ibu. Menggunakan pengeras suara, ia juga menyampaikan pesan kesetaraan gender dan bahaya penyalahgunaan narkoba.

Penyelenggara acara zikir ini juga beberapa kali mencoba mendatangkan pendeta Kristen untuk ikut berceramah.

"Zikir telah membuat ketenangan di Manenberg," kata Sheikh Isaacs.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU