> >

Biden Telpon Raja Salman Untuk Pertama Kalinya, Bahas Perdamaian di Yaman

Kompas dunia | 26 Februari 2021, 10:12 WIB
Dokumentasi foto pertemuan Wakil Presiden AS Joe Biden dengan Pangeran Salman bin Abdel Aziz di Riyadh, Arab Saudi, 27 Oktober 2011. (Sumber: Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara untuk pertama kalinya sejak menjadi presiden Amerika Serikat (AS), dengan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud pada Kamis (25/2/2021).

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis Gedung Putih, Biden menekankan komitmen AS untuk memastikan keamanan Arab Saudi dari ancaman dari Iran dan membahas upaya diplomatik baru untuk mengakhiri perang di Yaman.

“Biden dan Raja Saudi membahas kemitraan jangka panjang antara Amerika Serikat dan Arab Saudi dan komitmen AS untuk membantu Arab Saudi mempertahankan wilayahnya saat menghadapi serangan dari kelompok-kelompok yang berpihak pada Iran", kata pernyataan Gedung Putih seperti dikutip dari the Associated Press.

Baca Juga: Intelijen AS Laporkan Keterlibatan Putra Raja Salman Dalam Pembunuhan Khashoggi

"Presiden mencatat secara positif pembebasan beberapa aktivis Saudi-Amerika dan Ms Loujain al-Hathloul baru-baru ini dari tahanan, dan menegaskan pentingnya Amerika Serikat menempatkan hak asasi manusia universal dan supremasi hukum," kata Gedung Putih.

Al-Hathloul, seorang aktivis terkemuka yang mengadvokasi hak perempuan untuk mengemudi kendaraan sendiri di Arab Saudi, dibebaskan dari penjara Saudi pada 10 Februari setelah hampir tiga tahun di balik jeruji besi.

Pemerintahan Biden telah mengambil sikap yang lebih keras terhadap Arab Saudi dibandingkan dengan pemerintahan Trump. Dalam pemerintahan Biden, AS mendorong diakhirinya perang saudara di Yaman dan pengakuan yang lebih besar terhadap hak asasi manusia di kerajaan Arab Saudi.

"Pemerintahan kami difokuskan untuk mengkalibrasi ulang hubungan tersebut," kata sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki kepada wartawan pada hari Kamis, sebelum dilakukannya komunikasi melalui telepon antara Biden dan Raja Salman.

Baca Juga: 400.000 Balita Yaman Terancam Mati Kelaparan Tahun 2021 Kata Empat Badan PBB

Biden pada 4 Februari mengumumkan bahwa dia akan menghentikan dukungan militer AS untuk kegiatan militer yang dipimpin Saudi di Yaman. Kegiatan militer di Yaman dianggap disalahkan karena menargetkan warga sipil dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU