> >

Sebanyak 75 Persen Vaksin di Dunia Hanya Digunakan 10 Negara, Sekjen PBB: Tidak Adil!

Kompas dunia | 18 Februari 2021, 10:31 WIB
Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca dan Universitas Oxford. (Sumber: AP Photo/Frank Augstein, File)

“Organisasi kemanusiaan dan badan-badan PBB membutuhkan dukungan penuh dari dewan untuk dapat melakukan pekerjaan yang kami minta mereka lakukan,” kata Barbara Woodward, duta besar Inggris untuk PBB, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Woodward mengatakan gencatan senjata sebelumnya telah digunakan untuk melakukan vaksinasi. Hal itu terjadi pada tahun 2001, dimana terjadi jeda dua hari dalam pertempuran di Afghanistan. Gencatan senjata ini pun memungkinkan 35.000 pekerja kesehatan dan sukarelawan untuk memvaksinasi 5,7 juta anak di bawah usia lima tahun untuk melawan polio.

Sementara itu program COVAX, yang merupakan proyek ambisius untuk membeli dan mengirimkan vaksin virus corona untuk orang-orang termiskin di dunia, telah gagal mencapai tujuan untuk memulai vaksinasi di negara-negara miskin pada saat yang sama ketika suntikan diluncurkan di negara-negara kaya.

Banyak negara berkembang bergegas untuk menandatangani kesepakatan pribadi untuk membeli vaksin dan tidak mau menunggu COVAX.

Baca Juga: Jokowi: 16,9 Juta Pelayan Publik Terima Vaksin Covid-19

Woodward mengatakan, Inggris mendukung pencadangan 5 persen dosis COVAX sebagai upaya terakhir untuk memastikan bahwa populasi berisiko tinggi memiliki akses ke vaksin Covid-19.

Virus corona telah secara resmi menginfeksi lebih dari 109 juta orang dan menewaskan sedikitnya 2,4 juta di antaranya. Tetapi banyak negara belum memulai program vaksinasi dan bahkan negara-negara kaya menghadapi kekurangan dosis vaksin karena para produsen masih berjuang untuk meningkatkan produksi.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU