> >

Gara-Gara Perempuan ISIS, Selandia Baru dan Australia Berseteru

Kompas dunia | 17 Februari 2021, 05:58 WIB
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern (kiri) dan Perdana Menteri Australia Scott Morrison berseteru tentang siapa yang harus bertanggung jawab atas kewarganegaraan seorang perempuan ISIS. (Sumber: Associated Press)

WELLINGTON, KOMPAS.TV - Pemimpin Selandia Baru dan Australia terlibat dalam pertengkaran sengit pada hari Selasa (16/2/2021). Kedua negara ini berseteru tentang siapa yang harus bertanggung jawab terhadap kewarganegaraan seorang perempuan militan ISIS, yang memiliki dua kewarganegaraan, yaitu Australia dan Selandia Baru.

Wanita militan ISIS tersebut berusia 26 tahun dan memiliki dua anak.  Berdasarkan keterangan dari Kementerian Turki, perempuan itu ditahan ketika mencoba menyeberang secara ilegal dari Suriah ke Turki, Senin (15/2/2021). Wanita itu diidentifikasi hanya dengan inisialnya SA.

Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern berdebat dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengenai negara mana yang harus bertanggung jawab atas wanita tersebut, jika dia dideportasi dari Turki.

Baca Juga: Sejak Berlakukan Lockdown, Tak Ditemukan Kasus Covid-19 Lokal di Selandia Baru

Wanita itu memiliki kewarganegaraan ganda, yaitu Australia dan Selandia Baru. Namun ketika dia diketahui terlibat dengan ISIS, Australia telah mencabut kewarganegaraannya berdasarkan undang-undang anti-terorisme di negara tersebut.

Namun demikian, Ardern mengatakan wanita itu tinggal di Australia selama sebagian besar hidupnya dan melakukan perjalanan ke Suriah dengan paspor Australianya.

"Kami yakin Australia telah melepaskan tanggung jawabnya sehubungan dengan orang ini dan saya secara pribadi telah menyampaikan hal itu kepada Perdana Menteri Morrison," kata Ardern seperti dikutip dari the Associated Press.

"Adalah salah bahwa Selandia Baru harus memikul tanggung jawab atas situasi yang melibatkan seorang wanita yang tidak tinggal di Selandia Baru sejak dia berusia 6 tahun," tambahnya.

Di sisi lain, Morrison mengatakan dia hanya melakukan tugasnya dengan melindungi kepentingan Australia.

"Kami tidak ingin melihat teroris yang berperang dengan organisasi terorisme menikmati hak kewarganegaraan, yang menurut saya hilang begitu mereka terlibat sebagai musuh negara kami," kata Morrison. "Dan saya pikir orang Australia akan setuju dengan itu,” tambahnya.

Baca Juga: Seorang Staf Perempuan Diduga Diperkosa di Kantor Kementerian, PM Australia Minta Maaf

Morrison mengatakan undang-undang di Australia yang berlaku sejak 2015 ini, secara otomatis membatalkan kewarganegaraan bagi orang yang terlibat dalam terorisme.

Perempuan ISIS yang Ditangkap Bersama Anak-anak

Kementerian Pertahanan Turki mengatakan, wanita itu dicari oleh Interpol karena diduga bergabung dengan ISIS. Ketika ditangkap, dia bersama anak-anaknya sedang berusaha menyelinap ke kota Reyhanli, di provinsi Hatay, Turki.

Selama dua tahun terakhir, Turki telah meningkatkan upaya untuk memulangkan pejuang asing, dengan mengatakan negara itu tidak boleh dilihat sebagai hotel bagi militan ISIS.

Selandia Baru dikenal sebagai negara yang ramah anak dan sangat memperhatikan kesejahteraan anak-anak. Ardern mengatakan, dalam kasus ini kesejahteraan anak-anak perlu dipertimbangkan. Oleh karena itu, isu ini akan dia angkat bersama Turki dan Australia.

Baca Juga: PM Selandia Baru Lockdown Kota Auckland, Usai Ditemukan 3 Warga Positif Covid-19

"Anak-anak ini lahir di zona konflik bukan karena kesalahan mereka sendiri," kata Ardern. “Jika mereka datang ke Selandia Baru, di mana mereka tidak memiliki keluarga dekat, bukanlah hal yang terbaik bagi mereka,” ujar Ardern.

Pembicaraan Ardern dan Morrison

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan, dia telah melakukan hubungan telepon yang konstruktif dengan Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Selasa (16/2/2021) malam, mengenai kasus ini.

“Terlepas dari langkah-langkah yang diambil dalam kasus ini hingga saat ini, baik Selandia Baru maupun Australia mengakui bahwa kasus ini memiliki sejumlah kerumitan. Kami sedang mengatasi masalah tersebut dalam semangat hubungan kami," ujar Ardern seperti dikutip dari Stuff.co.nz.

Sedangkan Morrison terlihat santai akan keputusannya untuk mencabut kewarganegaraan Australia pada wanita ISIS tersebut. Meskipun keputusan itu telah membuat Ardern dan warga Selandia Baru menjadi marah.

“Itu pekerjaanku. Dan tugas saya sebagai Perdana Menteri Australia untuk mengutamakan kepentingan keamanan nasional Australia. Saya pikir semua orang Australia akan setuju dengan itu. Masih banyak lagi yang belum diketahui tentang kasus ini dan di mana tempatnya dan ke mana selanjutnya. Jadi, saya pikir itu juga akan menjadi bahan diskusi,” ujarnya.

"Anda bisa membayangkan tanggapan saya. Selandia Baru, sejujurnya, lelah jika Australia mengekspor masalahnya (kepada Selandia Baru). Tapi sekarang ada dua anak yang terlibat, jadi kita harus menyelesaikan masalah ini dengan memperhatikan kepentingan anak-anak itu,” ujar Ardern.

“Pandangan saya dalam kasus ini adalah bahwa secara bilateral - antara Selandia Baru dan Australia - kami perlu menyelesaikannya,” tambahnya.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU