> >

Kudeta Myanmar Membuat Perusahaan Bir Jepang Akhiri Kerja Sama

Kompas dunia | 8 Februari 2021, 09:52 WIB
Puluhan ribu pengunjuk rasa memenuhi jalan di Mandalay, Myanmar pada hari Minggu, 7 Februari 2021, sementara puluhan ribu lainnya berunjuk rasa di Yangon, menentang pengambilalihan militer dan menuntut pembebasan Aung San Suu Kyi, yang pemerintahan terpilihnya digulingkan oleh tentara (Sumber: AP Photo)

NAYPYIDAW, KOMPAS.TV - Kudeta Myanmar membuat sebuah perusahaan bir Jepang, Kirin, memutuskan mengakhiri kerja sama.

Keputusan itu dikeluarkan Kirin, Jumat (5/2/2021) waktu setempat, setelah enam tahun beroperasi di negara tersebut.

Keduta yang dilakukan militer Myanmar dengan menangkap Aung San Suu Kyi dan Presiden Win Myint membuat situasi keamanan di negara tersebut menjadi tak menentu.

Baca Juga: Prancis Mengalami Penurunan Kasus Covid-19 Meski Pemerintah Keberatan Lakukan Lockdown Ketiga

“Kirin sangat prihatin dengan aksi militer di Myanmat. Kami tak memiliki pilihan lain, kecuali mengakhiri kerja sama,” bunyi pernyataan Kirin dikutip dari CNN.

Kirin telah beroperasi di Myanmar sejak 2015 lalu seusai membeli saham maopritas bir Myanmar senilai 560 juta dolar AS atau setara Rp7,8 triliun.

Saat itu bersamaa dengan kemenangan Partai Nasional Demokrasi (NLD) yang dipimpin Aung San Suu Kyi, setelah sempat menjalani tahanan rumah.

Baca Juga: 2.000 Warga Myanmar Protes Minta Aung San Suu Kyi Dibebaskan

“Kami memutuskan berinvestasi di Myanmar pada 2015, karena percaya dengan bisnis ini, kami bisa berkontribusi secara positif kepada masyarakat dan ekonomi negara ini, karena tengah memasuki perioder penting dari demokrasi,” ujar mereka.

Ironisnya, rekan bisnis dari Kirin adalah firma yang diyakini oleh Hak Asasi Manusia (HAM) PBB dimiliki dan dioperasikan Tatmadaw, atau militer Myanmar.

Penulis : Haryo-Jati

Sumber : Kompas TV


TERBARU