> >

Biden Dikritik Keras Karena Setujui Vaksin untuk Hambali dan Tahanan Guantanamo

Kompas dunia | 30 Januari 2021, 20:39 WIB
Presiden Amerika Serikat Joe Biden berbicara di kompleks Gedung Putih, Washington DC, Amerika Serikat, Senin (25/1/2021). (Sumber: Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Masyarakat Amerika Serikat mengkritik keras kebijakan Presiden Joe Biden karena memprioritaskan pemberian vaksin Covid-19 pada tahanan Teluk Guantanamo.

Mereka yang mendapat vaksin Covid-19 itu antara lain Khalid Sheikh Mohammed, dalang serangan 11 September 2001 yang menghancurkan Menara Kembar World Trade Center dan Pentagon.

Hambali dan rombongan teroris Bom Bali juga termasuk dalam penerima vaksin Covid-19 itu.

Kabar itu diketahui melalui surat Jaksa Clayton Trivett Jr yang menangani kasus lima teroris di balik serangan 11 September. Trivett Jr mengirim surat pada pengacara pembela tahanan pada Kamis (28/1/2021).

Baca Juga: Ini Sosok Hambali, Tokoh Jamaah Islamiyah Asal Cianjur yang Belasan Tahun ditahan di Guantanamo

“Seorang pejabat di Pentagon baru saja menandatangani sebuah memo yang menyetujui pengiriman vaksin Covid-19 ke populasi tahanan Guantánamo," tulis Trivett Jr, dikutip dari New York Times.

Trivett Jr menyebut, jika mereka bersedia, 40 tahanan di Guantánamo akan mendapat vaksin paling cepat pada Senin (1/2/2021).

Daily Mail menulis, vaksinasi ini berjalan agar persidangan para tahanan itu bisa berlanjut. Sebelumnya, proses hukum teroris Al-Qaeda Khalid Sheikh Mohammaed tertunda karena pandemi Covid-19.

Rencana vaksinasi ini menuai kemarahan publik Amerika. Apalagi, Amerika Serikat masih kekurangan vaksin. Baru sekitar 26 juta orang atau 7 persen populasi Amerika yang menerima vaksin Covid-19.

“Tidak dapat dimaafkan dan tidak mencerminkan kebangsaan Amerika, jika Presiden Biden memilih memprioritaskan terpidana teroris di Gitmo daripada senior atau veteran AS yang rentan," tegas Elise Stefanik, Anggota DPR Partai Republik New York.

Penulis : Ahmad-Zuhad

Sumber : Kompas TV


TERBARU