> >

AS Janji Akan Bela Negara-Negara Asia Tenggara di Laut China Selatan

Kompas dunia | 29 Januari 2021, 13:28 WIB
Sebuah pesawat F/A-18F Super Hornet lepas landas dari USS Theodore Roosevelt selama operasi penerbangan di Laut Cina Selatan, 23 Januari 2021. (Sumber: US Navy / MC2 Casey Scoular)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) menolak klaim maritim China di Laut China Selatan, melebihi apa yang diizinkan berdasarkan hukum internasional. Selain itu, AS juga mengatakan akan mendukung negara-negara Asia Tenggara untuk menolak tekanan China. Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Rabu (27/1/2021).

Seperti dikutip dari Reuters, Blinken membuat pernyataan tersebut dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Filipina Teodoro Locsin, di mana dia juga menekankan pentingnya perjanjian pertahanan jangka panjang antara sekutu dan penerapan yang jelas jika Manila diserang di Laut Cina Selatan.

"Sekretaris Blinken berjanji untuk mendukung (negara) penggugat di Asia Tenggara dalam menghadapi tekanan RRT," ujar pernyataan Departemen Luar Negeri AS.

"Menteri Luar Negeri Blinken menekankan pentingnya Perjanjian Pertahanan Bersama bagi keamanan kedua negara, dan penerapannya yang jelas untuk serangan bersenjata terhadap angkatan bersenjata Filipina, kapal umum, atau pesawat di Pasifik, yang mencakup Laut China Selatan," kata pernyataan tersebut.

Baca Juga: Filipina Protes UU China Yang Ijinkan Pasukan Penjaga Pantai Tembaki Kapal Asing

Jaminan Blinken datang setelah Locsin mengatakan bahwa Filipina telah mengajukan protes diplomatik atas pengesahan undang-undang China yang mengizinkan penjaga pantainya untuk menembaki kapal asing dan menggambarkannya sebagai "ancaman perang".

China mengesahkan undang-undang yang mengizinkan penjaga pantainya menggunakan "semua cara yang diperlukan" untuk menghentikan atau mencegah ancaman dari kapal asing, termasuk menghancurkan struktur negara lain yang dibangun di atas terumbu karang yang diklaim China.

China mengklaim hampir semua Laut China Selatan yang kaya energi, yang juga merupakan jalur perdagangan utama. Filipina, Brunei, Vietnam, Malaysia, dan Taiwan memiliki klaim yang tumpang tindih terhadap wilayah ini.

Baca Juga: Tentara AS Masuk Laut China Selatan, China: Tak Baik Untuk Perdamaian

Amerika Serikat, yang menuduh China mengambil keuntungan dari gangguan pandemi virus corona untuk menegaskan kehadirannya di Laut China Selatan, telah mengirim kapal induk melalui jalur air untuk mempromosikan yang mereka sebut sebagai ‘kebebasan laut’.

Penulis : Tussie-Ayu

Sumber : Kompas TV


TERBARU