> >

Angka Kematian Akibat Covid-19 di Inggris Tembus 100.000

Kompas dunia | 27 Januari 2021, 02:05 WIB
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam sebuah konferensi pers terkait penanganan awal pandemi di London, Inggris. Foto diambil pada 3 Maret 2020. (Sumber: AP Photo / Frank Augstein)

Di satu sisi, komorbid atau penyakit bawaan yang diderita para pasien Covid-19 seperti obesitas dan penyakit jantung, juga jurang antara yang kaya dan miskin, turut andil menyebabkan kian parahnya jumlah kematian Covid-19.

Baca Juga: Penelitian di Inggris Ungkap Dampak Kesehatan Serius Yang Harus Dijalani Penyintas Covid-19

Namun, pengambilan keputusan selama pandemi juga berperan penting. Oleh para ilmuwan, pemerintahan Konservatif Johnson dituding telah menunggu terlalu lama sebelum memberlakukan karantina wilayah di bulan Maret tahun lalu saat penularan COvid-19 merambat naik dengan cepat. Para ahli epidemiologi menyebut, pemberlakukan karantina wilayah seminggu lebih cepat akan mampu memangkas jumlah kematian hingga setengahnya.

Seperti di banyak negara Eropa, kasus Covid-19 menurun selama musim panas, lalu merambat naik lagi. Meski program vaksinasi sudah dimulai, varian baru virus yang ditemukan di Inggris bagian tenggara membuat kasus penularan virus kembali melonjak tajam. Untuk meredamnya, Inggris kembali memberlakukan karantina wilayah.  

Johnson – yang sempat dirawat selama seminggu di rumah sakit akibat terpapar Covid-19 pada April tahun lalu – sempat menjanjikan penyelidikan menyeluruh terkait penanganan pandemi oleh pemerintahnya.

“Tentu saja kita akan belajar dari pengalaman ini, dan tentu, ini juga akan menjadi refleksi bagi kita untuk lebih bersiap diri menghadapi pandemi selanjutnya,” ujarnya pekan lalu.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU