> >

Seorang Apoteker di AS Sengaja Rusakkan Vaksin Seharga Ribuan Dolar, Sebut Vaksin Tidak Aman

Kompas dunia | 5 Januari 2021, 23:39 WIB
Steven Brandenburg, seorang apoteker di Wisconsin, AS, yang dituding sengaja merusakkan ratusan dosis vaksin Covid-19 lantaran meyakini bahwa vaksin akan mengubah DNA manusia. (Sumber: Ozaukee County Sheriff via AP)

MADISON, KOMPAS.TV – Seorang apoteker di Wisconsin, Amerika Serikat (AS) berupaya merusakkan ratusan dosis vaksin Covid-19 lantaran meyakini bahwa vaksin tersebut akan mengubah DNA manusia.

Polisi di Grafton, sekitar 32 kilometer di utara Milwaukee, menangkap apoteker Pusat Medis Aurora Steven Brandenburg (46) pekan lalu, menyusul sebuah penyelidikan rusaknya 57 botol vaksin Moderna yang diklaim berisi dosis yang mampu memvaksin lebih dari 500 orang.

“Dia meyakini bahwa vaksin-vaksin ini tidak aman,” ujar pengacara Distrik Daerah Ozaukee Adam Gerol. Ia menambahkan, Brandenburg kecewa dan marah karena baru bercerai dari istrinya, dan seorang karyawan di Pusat Medis Aurora menyebut Brandenburg kedapatan membawa sebuah pistol ke tempat kerjanya selama dua kali.  

Dilansir dari Associated Press, seorang detektif menulis, kemungkinan penyebabnya adalah Brandenburg merupakan seorang ahli teori konspirasi yang diakui dan ia mengatakan pada para penyidik bahwa ia sengaja merusakkan vaksin-vaksin tersebut karena dapat melukai orang dengan mengubah DNA mereka.

Baca Juga: FDA Amerika Serikat Resmi Setujui Penggunaan Darurat Vaksin Covid-19 Buatan Moderna

Informasi yang salah tentang vaksin Covid-19 telah beredar luas di internet, mulai dari bahan materi vaksin hingga kemungkinan efek sampingnya.

Salah satu klaim salah paling awal tentang vaksin Covid-19 menyebut bahwa vaksin dapat mengubah DNA. Baik vaksin besutan Pfizer – BioNTech maupun Moderna mengandalkan pembawa RNA atau mRNA, yang merupakan teknologi baru yang digunakan pada vaksin yang telah dikerjakan para ahli selama bertahun-tahun. Vaksin MRNA membantu melatih sistem imun untuk mengidentifikasi lonjakan protein di permukaan virus corona dan menciptakan respon imun. Para ahli mengatakan, klaim yang menyebut bahwa vaksin dapat mengubah manusia secara genetik adalah tidak benar.

Kepala Pusat Medis Aurora Jeff Bahr mengatakan, Brandenburg mengakui bahwa ia sengaja memindahkan sejumlah botol vaksin dari lemari pendingin di pusat medis Grafton dan meninggalkannya dalam suhu ruang selama semalamam dari tanggal 24 Desember hingga 25 Desember, mengembalikan botol-botol tersebut kembali ke tempatnya, lalu mengeluarkan kembali selama semalaman pada 25 Desember hingga esok harinya.

Baca Juga: Iini Bocoran Harga Vaksin Corona: Moderna, Sinovac, Pfizer

Seorang teknisi mendapati botol-botol vaksin tersebut berada di luar lemari pendingin pada 26 Desember. Bahr menyebut, semula Brandenburg berkilah bahwa ia telah memindahkan botol-botol vaksin tersebut untuk mengambil barang lain di dalam lemari pendingin dan tak sengaja alpa mengembalikan botol-botol vaksin tersebut ke tempat semula. Vaksin Moderna mampu bertahan selama 12 jam di luar lemari pendingin, dan para tenaga kesehatan menggunakan vaksin tersebut untuk memvaksinasi 57 orang sebelum akhirnya membuang sisanya. Polisi menyebut, dosis yang dibuang bernilai antara USD 8.000 – 11.000 atau senilai hingga 153 juta rupiah.

Bahr menyatakan, vaksin yang diterima orang-orang pada 26 Desember tak ada gunanya. Namun, Gerol mengatakan selama persidangan bahwa botol-botol vaksin tersebut sebenarnya disimpan dan Moderna perlu menguji dosisnya untuk memastikan bahwa vaksin tersebut tidak efektif sebelum ia dapat mengajukan tuntutan.

Pengacara Brandenburg, Jason Baltz, tidak memberikan komentar selama persidangan. Gerol menahan diri untuk mengajukan tuntutan lantaran ia masih harus menentukan apakah Brandenburg benar-benar menghancurkan vaksin-vaksin tersebut.

Baca Juga: Sempat Disuntik Vaksin Pfizer, Perawat Ini Malah Positif Covid-19

Hakim Paul Malloy memerintahkan pembebasan Brandenburg dengan jaminan USD 10.000, dan agar ia menyerahkan senjatanya, tidak bekerja di pusat kesehatan dan tidak melakukan kontak dengan karyawan Aurora lainnya.

Istri Brandenburg sendiri telah mengajukan perceraian pada bulan Juni setelah 8 tahun menikah. Pasangan tersebut memiliki dua anak kecil.

Menurut sebuah pernyataan tertulis yang diajukan sang istri pada 30 Desember, sehari sebelum Brandenburg ditangkap karena perusakan vaksin, ia mampir ke rumah sang istri pada 6 Desember dan menurunkan sebuah alat pemurni air dan 2 paket persediaan makanan selama sebulan. Brandenburg lalu mengatakan pada sang istri bahwa dunia tengah berada di ambang kehancuran dan sang istri menyangkalnya. Brandenburg juga mengatakan bahwa pemerintah tengah merencakanan serangan siber dan akan mematikan jaringan listrik.

Baca Juga: Vaksin Moderna Diklaim Berpotensi Besar Basmi Corona

Sang istri juga menambahkan, Brandenburg menimbun makanan dalam jumlah besar bersama sejumlah senjata sewaan hingga sang istri merasa tidak aman berada di dekatnya. Pada Senin, pengadilan memutuskan bahwa anak-anak Brandenburg berada dalam bahaya dan untuk sementara melarang mereka tinggal bersama Brandenburg.

Catatan pengadilan daring menyatakan, pengacara perceraian Brandenburg mengundurkan diri dari kasusnya pada 28 Desember.

Penulis : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU