> >

Bedah Kosmetik Laris Manis di Korea Selatan Mumpung Masih Wajib Masker Cegah Covid-19

Kompas dunia | 4 Januari 2021, 20:36 WIB
Ryu Han-na berkonsultasi dengan direktur Klinik Bedah Plastik WooAhIn Park Cheol-woo sebelum menjalani operasi kosmetik pada hidungnya di Seoul bulan lalu (Sumber: Reuters)

SEOUL, KOMPAS TV - Bedah Plastik, khususnya yang mempermak dan mempercantik hidung laris manis di Korea Selatan mumpung masih wajib masker menjelang vaksinasi massal Covid-19, demikian dilansir Reuters Senin (04/01/2021)

Minggu-minggu sekarang ini adalah kesempatan terakhir bagi warga Korea Selatan untuk menjalani bedah kosmetik, terutama di hidung, dengan cara tidak mencolok sebelum semua orang mulai gantung masker, karena vaksinasi akan segera dimulai di Korea Selatan.

Bagi seorang mahasiswi Korea Selatan berusia 20 tahun, Ryu Han-na, alasan utama dirinya harus bedah plastik sekarang adalah kesempatan untuk memulihkan diri di rumah pasca bedah plastik, dan kewajiban menggunakan masker di tempat umum tanpa harus mengundang tanda tanya publik. 

Baca Juga: Inilah Line Up Lengkap Golden Disc Award ke 35 di Korea Selatan

"Saya selalu ingin operasi hidung...saya pikir sekarang saat terbaik sebelum semua orang mulai mencopot masker mereka saat vaksin tersedia tahun 2021 ini," tutur Ryu seraya menuturkan sudah menyiapkan 4,4 juta won atau setara 56 juta rupiah untuk misinya itu. 

"Nanti akan ada luka gores dan bengkak dari bedah plastik, tapi kan kita semua memakai masker, jadi itu akan sangat membantu," tambahnya

Pandangan dan perilaku itu menyulut permintaan yang tinggi akan operasi plastik di Korea Selatan sepanjang tahun 2020. Korea Selatan saat ini dipandang sebagai ibukota operasi plastik dunia, bahkan sejak sebelum pandemi. 

Baca Juga: Wah! Channel YouTube BLACKPINK Jadi yang Pertama Raih Ruby Play Button di Korea Selatan

Industri bedah kosmetik Korea Selatan diperkirakan bernilai 10,7 miliar dollar AS pada tahun 2020, naik 9,2 persen dibanding tahun sebelumnya dan diperkirakan akan bernilai 11,8 miliar dollar tahun 2021 ini, menurut Gangnam Unni, platform online terbesar Korea Selatan untuk bedah kosmetik

Spesialis bedah plastik negara itu mengatakan, pasien mereka tertarik untuk mengubah seluruh bagian muka mereka, terutama bagian yang mudah disembunyikan dengan masker seperti hidung dan bibir, namun juga bagian tubuh yang tidak terlindungi masker. 

"Pertanyaan bedah maupun non-bedah makin banyak tentang mata, alis, jembatan hidung dan dahi, semua yang terlihat saat menggunakan masker," tutur Dr. Park Cheol-woo, dokter bedah di Klinik Bedah Plastik WooAhIn yang akan memimpin operasi bedah plastik Ryu. 

Baca Juga: Video Klip SECRET NUMBER ‘Got That Boom’ Trending di Korea Selatan

Dokter bedah Shin Sang-ho yang bekerja di Klinik Bedah Plastik Krismas di pusat distrik Gangnam mengatakan, banyak yang menghabiskan uang stimulus darurat dari pemerintah di rumah sakit dan klinik, sehingga mendongkrak pemasukan di kuartal ketiga dan keempat tahun 2020. 

"Saya rasa ini seperti belanja balas dendam. Saya merasakan konsumen mengekspresikan emosi mereka (atas pandemi Covid-19) dengan menjalani prosedur kosmetik (termasuk bedah plastik)," tutur Dr. Shin. 

Data pemerintah Korea Selatan menunjukkan, dari 14,2 triliun won Korea dana tunai stimulus pemberian pemerintah kepada rakyat Korea Selatan, 10,6 persen ludes di rumah sakit dan apotik. Itu adalah pembelanjaan dana stimulus nomer tiga terbesar dibawah supermarket dan restoran, walau rincian tentang rumah sakit tempat pembelanjaan uang itu tidak diungkapkan. 

Data Gangnam Unni menunjukkan penggunanya melonjak 63 persen dibanding tahun sebelumnya menjadi 2,6 juta orang tahun lalu. Dari jumlah itu, 1 juta orang meminta sesi konseling, berlipat ganda dibanding tahun sebleumnya. 

Baca Juga: Daftar Artis KPop Paling Populer 2020 Versi Spotify

Pandemi membuat industri bedah kosmetik sulit untuk merayu konsumen asing sehingga tahun lalu, industri tersebut lebih banyak berfokus lokal dan regional di negara itu. 

Namun, gelombang ketiga serangan virus corona Covid-19 tetap menjadi kekuatiran utama, terutama saat negara itu terus mengungkapkan rekor kasus penularan harian. 

"Kami melihat angka yang tinggi untuk  pembatalan konsultasi, karena masyarakat cenderung menahan diri untuk tidak keluar rumah...konsumen dari pinggiran kota adalah yang terbanyak menunda operasi ke tahun 2021," tutur Dr. Park.

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU