> >

Penelitian Pemerintah Inggris: Varian Baru Virus Covid-19 Tidak Sebabkan Sakit yang Lebih Parah

Kompas dunia | 30 Desember 2020, 11:22 WIB
Virus Covid-19 (Sumber: kompas.com)

LONDON, KOMPAS TV – Varian baru virus Covid-19 disimpulkan tidak terlihat menyebabkan sakit yang lebih parah dibanding varian virus Covid-19 yang lain, demikian penelitian Badan Kesehatan Pemerintah Inggris, Public Health England seperti dilansir Reuters dan Straits Times.

Para peneliti pemerintah Inggris mengatakan, varian baru virus tersebut memang terbukti dapat menular lebih cepat. 

Link Penelitian: Disini

Varian baru tersebut ditemukan di Inggris pertengahan Desember yang saat ini membuat banyak negara menerapkan pembatasan perjalanan ke Inggris, bahkan penutupan perbatasan bagi warga asing, seperti yang diterapkan Indonesia.

Beberapa negara melaporkan telah menemukan varian baru dari virus Covid-19 yang ditemukan di Inggris, di negara mereka.

Baca Juga: Menkes: Virus Corona Varian Baru Lebih Cepat Menular tapi Tak Terbukti Lebih Parah

Dalam penelitian tersebut, peneliti membandingkan 1,769 orang yang terinfeksi varian baru (VOC 202012/01) virus Covid-19 dengan 1,769 orang lainnya yang mereka gambarkan sebagai terinfeksi virus Covid-19 “tipe-liar”.

Kedua kelompok itu memiliki komposisi sama dalam kelompok usia, jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, dan waktu tes.

Seperti disebut dalam laporan penelitian Public Health London, dari 42 orang yang masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan, 16 orang terinfeksi varian baru virus tersebut sementara 26 orang terinfeksi varian yang lain (yang disebut sebagai tipe-liar diatas).

Dalam sisi mortalitas atau kematian pada kelompok yang diteliti, terdapat 12 kematian akibat varian baru virus tersebut, dibanding 10 kematian akibat varian virus pembanding.

“Hasil sementara dari penelitian kelompok ini menunjukkan, secara statistik tidak ada perbedaan signifikan dalam perawatan di rumah sakit dan dalam tingkat fatalitas rentang waktu 28 hari, antara kasus yang terjangkit varian baru virus Covid-19 dan kasus yang terjangkit varian virus (pembanding) lain,” demikian catatan penelitian itu seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Soal Varian baru Covid-19, WHO Belum Dapat Laporan Mutasi Covid-19 Ada di Indonesia

Sampul Penelitian Pemerintah Inggris atas tingkat keparahan varian baru virus Covid-19 yang ditemukan di Inggris (Sumber: gov.uk)

Hasil penelitian itu juga menyebut, tidak ada perbedaan signifikan dalam kemungkinan penularan ulang (likelihood of reinfection) dari varian baru virus tersebut bila dibandingkan dengan varian virus lain.

Namun, penelitian itu menambahkan bahwa “tingkat serangan sekunder (secondary attack rate),”, atau proporsi penularan atas mereka yang mengalami kontak dengan kasus positif, perbandingannya lebih tinggi pada mereka yang tertular dari penderita infeksi virus Covid-19 varian yang baru.

Hari Selasa (29/12/2020), seorang pakar epidemi yang juga penasihat pemerintah Inggris, Andrew Hayward, mewanti-wanti bahwa Inggris mengarah pada “bencana” beberapa minggu ke depan bila tidak mengambil langkah lebih keras untuk melawan varian virus Covid-19 yang lebih menular ini.

Baca Juga: Soal Varian baru Covid-19, WHO Belum Dapat Laporan Mutasi Covid-19 Ada di Indonesia

Inggris melaporkan 53.135 kasus baru COVID-19 pada hari Selasa, jumlah tertinggi sejak pengujian massal dimulai pada pertengahan 2020.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah menyetujui untuk memberlakukan pembatasan sosial lebih ketat, dikenal sebagai Tier 4 dengan wilayah pemberlakuan yang lebih diperluas.

Public Health England adalah badan eksekutif Departemen Kesehatan dan Perawatan Sosial di Inggris yang mulai beroperasi pada 1 April 2013. Pembentukannya muncul sebagai hasil dari reorganisasi National Health Service di Inggris yang dituangkan dalam Health and Social Care Undang-undang 2012.

 

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU