> >

Bangladesh Bersiap Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Kompas dunia | 3 Desember 2020, 00:35 WIB
Pengungsi Rohingya di Malaysia (Sumber: AP Photo)

DHAKA, KOMPAS TV – Bangladesh dilaporkan memulai persiapan untuk memindahkan ribuan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di lepas pantai negara tersebut, demikian dikatakan seorang pejabat negara seperti yang dilaporkan Kantor Berita Reuters.

Kegiatan itu dilaksanakan terlepas dari penentangan oleh banyak pengungsi serta berbagai kelompok HAM yang menganggap pulau tersebut sebagai “Pulau Pusat Penahanan”

Bangladesh seperti dikutip Reuters mengatakan, pemindahan pengungsi Rohingya ke pulau Bhasan Char, sebuah pulau di Teluk Bengal beberapa jam dari daratan negara itu, akan meringankan kepadatan luar biasa dari kamp pengungsi di Cox Bazar, yang saat ini dilaporkan menampung lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya, sebuah kelompok minoritas Muslim yang mengungsi dari Myanmar.

Kelompok Kemanusiaan dan Kelompok HAM mendesak agar pemindahan pengungsi tersebut ditunda, karena pulau Bhasan Char rentan banjir dan badai yang kerap melanda wilayah tersebut. Muncul dari laut sekitar 20 tahun lalu, PBB dilaporkan tidak mendapat ijin pemerintah Bangladesh untuk menjalankan assessment keselamatan di pulau tersebut.

Baca Juga: Menlu: Desak Pemerintah Myanmar Repratriasi 296 Pengungsi Rohingya di Indonesia

Seorang pejabat Bangladesh  yang tidak bersedia disebut namanya kepada Reuters mengatakan, ‘banyak keluarga’ sudah mulai dipindahkan mulai hari Rabu (02/12/2020) namun pejabat tersebut menolak memberikan angka maupun jumlah keluarga yang mulai dipindahkan.

Lebih dari 730.000 warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar tahun 2017 menyusul tindakan militer yang digambarkan PBB dilakukan dengan niat pembunuhan massal. Myanmar menolak tuduhan tersebut dan menegaskan militer hanya menyasar kelompok bersenjata Rohingya yang kerap menyerang berbagai pos polisi.

Sebuah catatan dari lembaga kemanusiaan internasional yang dilihat Reuters menuliskan sudah ratusan pengungsi didaftar oleh pejabat setempat dan bersedia pindah ke pulau. Mereka sudah dibawa menuju lokasi transit, dan sebagian dilaporkan mendapat tawaran insentif, termasuk uang.

Muhammad Shamsud Douza, wakil pejabat Bangladesh yang bertanggung jawab atas pengungsi mengatakan, saat ini perumahan bagi 100,000 orang telah dibangun dan pemerintah bermaksud memindahkan para pengungsi saat laut tenang pada musim kering November tahun ini hingga April tahun depan.

Baca Juga: Pengungsi Rohingya Yang berada di Lhokseumawe Jalani Rapid Tes agak mereka ta i

Douza dalam sambungan telepon seperti dilaporkan Reuters mengatakan, “Kami tidak akan memaksa siapapun untuk pergi kesana,” namun dirinya tidak memberi keterangan apakah insentif dan uang telah ditawarkan kepada pengungsi yang bersedia pindah.

PBB dalam pernyataannya mengatakan hanya diberikan “informasi terbatas” tentang relokasi pengungsi dan tidak terlibat maupun dilibatkan dalam tahap persiapan.

Louise Donovan, seorang juru bicara PBB kepada Reuters mengatakan, pemerintah (Bangladesh) tidak memberi ijin bagi PBB untuk menjalankan penelitian teknis maupun berkunjung menemui pengungsi yang sudah berada di pulau tersebut.

Lebih dari 300 pengungsi telah dibawa ke pulau Bhasan Char awal tahun ini setelah adanya upaya yang gagal dar pengungsi untuk pindah dari Bangladesh ke Malaysia menggunakan perahu, namun gagal dan mereka terombang-ambing di laut selama beberapa bulan.

Para pengungsi mengatakan telah dibawa ke pulau itu tanpa persetujuan dan mereka mengeluhkan pelanggaran hak asasi manusia, dimana beberapa pengungsi melancarkan mogok makan, demikian dilaporkan beberapa kelompok HAM.

Direktur Regional LSM HAM Fortify Rights, Ismail Wolff, mengatakan, “Pengungsi Rohingya di Cox Bazar mengalami berbagai masalah, ditambah padatnya dan tidak sempurnanya kamp pengungsian. Namun memindahkan orang ke pulau terisolasi bukanlah sebuah jawaban, dimana mereka tidak memiliki perlindungan, dukungan berbagai lembaga kemanusiaan internasional, dan kemerdekaan untuk bergerak,” Lebih jauh Ismail mengatakan, “Saat ini, itu adalah pulau pusat penahanan,”

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU